Aku berjalan menyusuri kaleng-kaleng dan plastik bekas
Ditemani rintik hujan
Semilir angin malam menusuk tulangku
Di depan rumah sakit yang begitu hangat
Mobil lewat diikuti motor yang sesekali muncul
Seperti membuntuti
Aku terus mengirim kaleng-kaleng bekas ke karungku
Yang bercerita pada plastik-plastik bekas
Tentang pengalaman serunya hidup di selokan
Aku berhenti sejenak
Menikmati sebongkah kerupuk ditemani air putih
Bertatap mesra pada rintik hujan
Memandang kagum pohon-pohon yang masih tetap berdiri
Melihat kendaraan berseliweran
Motor-motor diparkir di depan ruko-ruko yang sudah tutup
Orang-orang nongkrong bercengkerama
Lalu aku merenung sambil melihat daftar menu warkop
Mengapa sampai setua ini aku masih begini?
Telah kulakukan apapun dalam perjalanan ini
Agar maju hidupku ini
Tak bisa kupahami
Hampir habis usia ini
Hanya Tuhan yang mengerti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H