Mohon tunggu...
Miduk Theresia
Miduk Theresia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Sanata Dharma

Saya seorang mahasiswa S1 Psikologi yang tertarik pada isu-isu kesehatan dalam lingkungan sosial dan masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bukan Mistis, Bukan Gila, lalu Sebenarnya Epilepsi Itu Apa?

20 April 2023   23:11 Diperbarui: 21 April 2023   11:50 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Bila menemukan pasien kejang atau penderita epilepsi di tempat umum, anda dapat mengamankan bagian tubuh seperti kepala pada penderita epilepsi dengan menggunakan media yang empuk seperti bantal atau jaket tebal. Berikan ruang kepada orang tersebut dan longgarkan benda atau pakaian di sekitar area pernapasan terutama di sekitar leher. Selain itu, jangan menahan gerakannya dan temani hingga orang tersebut sadar kembali. Jika selama 2-3 menit pasien tidak kembali sadar, maka segera minta penanganan dan pertolongan dari tenaga medis ahli atau dokter.

Melalui pembahasan ini dapat kita simpulkan bersama bahwa, epilepsi bukanlah suatu penyakit yang berkaitan dengan pengalaman spiritual bahkan identik dengan perilaku yang merujuk terhadap ketidakwarasan pada diri seseorang melainkan penyakit neurologis pada otak. Epilepsi dapat diderita oleh siapa saja, mengingat penyakit ini terjadi karena masalah aktivitas listrik di otak manusia. Melalui pemahaman ini kita dapat menghapus stigma buruk dan peduli epilepsi dengan menciptakan lingkungan yang bersifat positif dan suportif untuk penderita epilepsi.

Daftar Pustaka
Andrianti, P. T., Gunawan, P. I., & Hoesin, F. (2016). Profil Epilepsi Anak dan Keberhasilan
Pengobatannya di RSUD Dr. Soetomo Tahun 2013. Sari Pediatri, 18(1), 34-39.
Gunawan, D. P. (2014). Gambaran tingkat pengetahuan masyarakat tentang epilepsi di kelurahan
mahena kecamatan tahuna kabupaten sangihe. e-CliniC, 2(1).
Irfana, L. (2018). Epilepsi Post Trauma Dengan Gejala Psikotik. Medical and Health Science
Journal, 2(2), 47–54. https://doi.org/10.33086/mhsj.v2i2.589
Jacoby, A., Snape, D., & Baker, G. A. (2005). Epilepsy and social identity: the stigma of a
chronic neurological disorder. The Lancet Neurology, 4(3), 171-178.
Kerr, M., Gil‐Nagel, A., Glynn, M., Mula, M., Thompson, R., & Zuberi, S. M. (2013).
Treatment of behavioral problems in intellectually disabled adult patients with epilepsy.
Epilepsia, 54, 34-40.
Lukas, A., Harsono, H., & Astuti, A. (2016). Gangguan kognitif pada epilepsi. Berkala Ilmiah
Kedokteran Duta Wacana, 1(2), 144-152.
Maryam, I. S., Wijayanti, I. A. S., & Tini, K. (2018). Karakteristik Klinis Pasien Epilepsi Di
Poliklinik Saraf Rsup Sanglah Periode Januari–Desember 2016. Callosum Neurology, 1(3),
91-96.
Syakina, L., & Hawari, I. (2020). Pengaruh fungsi kognitif terhadap kualitas hidup orang dengan
epilepsi pada Komunitas Peduli Epilepsi Indonesia di Depok periode November
2017–Maret 2018. Tarumanagara Medical Journal, 2(1), 110-116.
Universitas Gajah Mada (UGM). (2022). Kenali penyebab dan penanganan epilepsi. (diunduh 8
april 2023). Tersedia dari
https://fkkmk.ugm.ac.id/kenali-penyebab-dan-penanganan-epilepsi/
World Health Organization (WHO). (2023). Epilepsy. [diunduh 8 april 2023]. Tersedia dari:
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/epilepsy
Wulan Maryanti, N. C. (2016). Epilepsi dan Budaya. Buletin Psikologi, 24(1), 23.
https://doi.org/10.22146/bpsi.16358
Yunita, M. M. (2017). Penerapan Rational Emotive Behavior Therapy (Rebt) Untuk
Meningkatkan Psychological Well-Being Pada Penderita Epilepsi Grandmal. Psibernetika,
9(2). https://doi.org/10.30813/psibernetika.v9i2.470 

Penulis : Amelia Puspa Widyaningrum, Miduk Theresia Lumbantobing, Gabriela Kinanti Chrisandari, Sagung Ayu Ananda Winantari, Josafat Airell Abimanyu, dan Benedicta Marsellina Putriantoro

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun