Mohon tunggu...
Theresia Sumiyati
Theresia Sumiyati Mohon Tunggu... Guru - https://www.kompasiana.com/theresiasumiyati8117

Saya seorang ibu dengan 2 orang anak laki-laki. Senang membaca, menulis, dan bermain musik. Hidup terasa lebih indah dengan adanya bacaan, tulisan, dan musik.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Pasar Bedhug

14 April 2021   15:46 Diperbarui: 14 April 2021   16:01 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Pasar, sebuah tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk mengadakan transaksi. Kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Istilah kerennya win-win solution, simbiosis mutualisme. Pembeli bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, penjual mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhannya juga.

Bedhug adalah alat musik tabuh seperti gendang. Bedhug ini sering diletakkan di depan masjid. Ukurannya disesuaikan dengan besar kecilnya masjid tersebut. Semakin besar bangunan masjid tentu semakin besar pula ukuran bedhugnya. 

Bagi kaum muslimin ada istilah puasa bedhug yang artinya puasa yang dijalani hanya setengah hari. Ini merupakan sarana untuk mengajarkan puasa kepada anak-anak. Sehingga pada saatnya nanti mereka siap untuk menjalankan ibadah puasa secara penuh. Mulai dari sesudah sahur sampai pada saat berbuka puasa.

Pasar bedhug, sebuah pasar musiman di kotaku yang ada pada bulan puasa. Disebut pasar bedhug karena jual beli ini dimulai sejak siang hari dan berakhir pada waktu senja, beberapa saat menjelang berbuka puasa. Pasar ini menjual aneka makanan, baik yang tradisional maupun yang modern. 

Kue-kue disajikan dalam wadah-wadah tertata rapi, sehingga pembeli tertarik untuk melihat dan membelinya. Ada lemper, lumpia, kue putu, lemang, burger.

Tersedia juga aneka minuman segar. Antara lain es cendol, es buah, dan es tebu. Sedangkan lauk pauk banyak juga macamnya. Ikan panggang, ayam goreng, udang goreng, tahu, tempe. 

Ada juga yang menyediakan aneka sayuran. Seperti sayur lodeh, gulai nangka, gado-gado, urap juga ada. Hemm ... semua menggugah selera.

Makanan tersebut disediakan khususnya bagi orang-orang yang puasa dan tidak sempat memasak. Mereka yang pulang kerja di sore hari tentu tak tersisa lagi tenaga untuk menyiapkan buka puasa. 

Membeli masakan jadi merupakan solusinya. Akan tetapi tak jarang juga orang yang tidak berpuasa ikut meramaikan pasar itu, termasuk diriku. Kalau berdompet tebal tentu ingin memborong semua makanan itu. 

Keberanian untuk mengatakan cukup harus tetap dipegang agar pengeluaran tidak membengkak. Selain itu menghindarkan diri dari sifat boros dan serakah.

Pasar bedhug diadakan di banyak tempat. Biasanya tempat-tempat yang strategis. Misalnya di pusat kota, di dekat taman, di dekat masjid, dan di tempat lain yang bisa mengundang banyak orang. 

Tempat parkir yang luas menguntungkan bagi banyak pihak. Para pembeli bisa dengan tenang memarkir kendaraan tanpa takut mengganggu lalu lintas. 

Sebaliknya tempat yang sempit dengan pengunjung yang banyak menyebabkan jalan macet. Jika sudah begini polisi akan turun tangan untuk mengatur semuanya supaya bisa berjalan dengan baik.

Pasar musiman ini memang banyak memberi peluang kepada banyak orang untuk mengais rezeki di bulan puasa. Dengan banyaknya pengunjung tentu ada pekerjaan tambahan yaitu sebagai tukang parkir. 

Mereka kecipratan rezeki di bulan penuh ampunan ini. Seribu atau dua ribu rupiah akan menjadi sangat berarti jika dikumpulkan dengan penuh ketekunan dan rasa syukur.

Dengan adanya virus corona hadir di dunia ini banyak hal yang terkena dampaknya. Banyak kegiatan terutama yang melibatkan banyak orang harus dikurangi atau bahkan ditiadakan. Termasuk dengan pasar bedhug. Sudah dua kali puasa kegiatan ini nyaris ditiadakan. Terutama dalam skala besar.

Sebelum adanya covid-19 pemerintah daerah memfasilitasi untuk mengadakan pasar bedhug. Beberapa hari sebelum hari pertama puasa biasanya sudah dipasang tenda yang cukup besar. Tenda itu didirikan di pusat kota. Dalam tenda itu bisa memuat sekitar 20 pedagang. Mereka tinggal menyiapkan lapak masing-masing, kemudian siap untuk berjualan. Tentu harus membayar sewa tempat untuk keberlangsungan kegiatan pasar bedhug itu.

Keberadaan pasar bedhug ini sekarang jarang dijumpai lagi. Memang masih ada penjual makanan khas bulan puasa yang tetap beraktivitas. Pembeli juga tetap saja memburu makanan yang hanya ada pada waktu bulan puasa. Akan tetapi memang berbeda jauh jika dibandingkan pada saat sebelum pandemi. Apa boleh buat, kesehatan tetap harus diutamakan, dan aktivitas manusia juga tetap harus berjalan.

Harapan banyak orang, pandemi virus corona akan segera berakhir, sehingga aktivitas seluruh umat manusia akan kembali normal. Pasar bedhug juga akan menjadi ciri khas pada bulan yang penuh rahmat ini. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun