Mohon tunggu...
THERESIA SRI RAHAYU
THERESIA SRI RAHAYU Mohon Tunggu... Guru - Guru Penulis

just an ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pupus

30 April 2023   20:10 Diperbarui: 30 April 2023   20:20 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sesuatu yang dulu pernah dikidungkan

Kini tinggal dengungan

Yang tak berirama 

Sebuah kisah yang terlanjur dituliskan

Kini telah usang, terbungkam 

Oleh debu - debu di tiap lembarannya

Sebuah lagu yang memasung sepasang hati

Saling merindu meski tak bisa memiliki

Kini terasing dalam lembah ngeri 

Sepasang sepatu yang dulu saling menunggu

Melangkah pasti penuh percaya diri

Kini hanya menghantui lewat mimpi 

Seikat bunga mawar merah 

Yang menceburkan dirinya dalam vas bunga kaca 

Berharap akan menguar bersama

Kini hanya saling melirik tanpa pernah berbisik

Entah segan, enggan, atau justru takut 

Jika duri - durinya saling menggores menyakiti

Siang dan malam

Masing - masing akan tetap indah di tempatnya sendiri

Pun matahari dan bulan yang berkejaran merenda waktu 

Memberi harapan pada setiap insan

Tanpa mereka tahu, jika keduanya pun kerap menangis

Karena mereka kehilangan kesempatan

Untuk berpeluk di satu hamparan

Cerita

Bait

Baris

Kata

Dan akhirnya aksara

Sisa ini sudah

Pupus 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun