Mohon tunggu...
Theresia sri rahayu
Theresia sri rahayu Mohon Tunggu... Guru - Bukan Guru Biasa

Menulis, menulis, dan menulislah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Cerpen] Paskah untuk Mama

16 April 2017   05:39 Diperbarui: 17 April 2017   02:00 1991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sayup - sayup lonceng Gereja di ujung jalan berdentang. Berkali - kali memanggil. Pelan, ku cium pipi mama. "Selamat Paskah Mama." Bisikku. Lalu, ku genggamkan sebutir telur emas di tangannya. Mama tampak tersenyum dalam tidurnya. Mungkin ia bermimpi menjadi malaikat surga yang cantik. 

Tunggu dulu ! Malaikat itu benar - benar dia. Aku bahkan melihatnya menuntun seorang anak, sangat mirip denganku. 

"Mama, apakah ini surga ?" Tanyaku heran.

Mama menatapku dengan lembut. Selembut tatapan wajah yang tergantung di kayu salib besar yang ada di Gereja. Tadi malam, wajah itu tersenyum saat aku bilang, aku akan mencuri telur emas di sana. Aku pikir, Dia adalah pemilik telur emas itu. 

Dari atas sini, aku melihat orang banyak berkerumun di sebuah lorong. Entah apa yang mereka lakukan di sana. Aku berdiri di antara kerumunan orang - orang itu. Sekilas ku lihat dua buah tubuh tertutup sehelai kardus yang lembab. Seorang ibu yang mendekap anaknya sambil memegang sebutir telur emas. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun