Malam menjelang saat mentari pergi
ke peraduan
Senja terbungkus dalam nuansa jingga yang takÂ
bermuara
Ketika bayang - bayang hitam
Menjelma menjadi makhluk malam
Â
Di perempatan, sinar lampunya temaram
Duduk gelisah menangkap harap
Dalam sinisnya episode jalanan
yang kerasnya tak mengenal batas
Menyingkirkan mereka yang malas
Â
Tuan dan nyonya menoleh sebentar
Dari kaca mobil yang teranyar
Sorot mata mereka seolah buyar
Dalam keheningan yang menampar
Duduk berdekatan di jok yang super nyaman
Ternyata bukan suatu jaminan
Ketika cinta bukan soalanÂ
Tapi rupiah yang jadi andalan
Semua nyaris terasa sempurna, sebagai babak drama
Â
Jauh di sudut gelap sebuah apartemen
Si Budi jongkok menghitung hasil ngamen
Ahh, lumayan buat beli permen
Untuk adiknya Si Emen
Yang meringkuk di kamar bilik tanpa lantai semen
Â
*suatu malam di kota metropolitan, Des 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H