Mohon tunggu...
Theresia Rini Susanti
Theresia Rini Susanti Mohon Tunggu... Novelis - Penulis lepas

Penulis di platform novel online sejak 2019, setelah 20 tahun menekuni profesi Public Relations. Mencoba menikmati waktu menulis lebih banyak, di sudut kota kecil, Bawen ....

Selanjutnya

Tutup

Horor

The Bunker

16 September 2023   19:28 Diperbarui: 16 September 2023   19:44 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis : T.R Sue

Berulang kali ibunya melarang Katya mendekati hutan di sebelah utara padang peternakan mereka. 

"Banyak hewan buas dan mustahil ada yang mendengarmu jika diserang!" seru ibunya sekali lagi. 

Katya hanya mendengarkan dalam diam. Mereka tinggal di lereng pegunungan daerah Serbia Timur untuk menghindari trauma akibat peperangan lampau. 

Kondisi negara mereka saat ini krisis dan cukup mencekam sejak memisahkan diri dari Rusia, beberapa dekade silam.

Mereka beternak dan mengandalkan hasil kebun untuk bertahan hidup. Hidup dalam kesederhanaan dan peradaban modern jauh meninggalkan mereka. 

Tidak ada sekolah, tidak ada kehidupan seperti di luar sana. Ayahnya, Bojan Baskin, dan ibunya, Djana Bsoich, adalah dua penyintas yang selamat. Seluruh keluarga mereka telah binasa akibat kekejian tentara komunis yang tidak menyetujui Serbia merdeka kala itu. 

"Katya, dengarkan ibumu. Setiap menggembala domba-domba, kau selalu membawa mereka ke tepi hutan," ucap ayahnya lembut. Bojan tidak pernah marah pada putrinya. Katya adalah kesayangannya.

"Aku hanya mencari buah berry liar, Papa. Di pinggir hutan sangat banyak dan berlimpah," sahut Katya akhirnya memberi alasan.

"Dua keluarga terbantai sejak ayah mereka kembali dari hutan, Kat. Entah apa yang para tentara laknat itu tinggalkan di hutan, tapi pastinya bukan hal yang baik," tandas ayahnya pelan, namun terdengar menakutkan. Katya merasakan nyalinya menciut.

"Tidak seharusnya kau katakan hal seperti itu," protes ibunya tidak menyukai ucapan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun