"Petro! Benarkah itu?" tanya Katya tajam.
"Jangan terlalu berpikir jauh! Aku hanya mengunjungi bunker yang dulu menjadi persembunyian tentara saja kok," tangkis Petro menyatakan alasannya.
"Tetap saja berbahaya!" bentak Katya mulai hilang kesabaran.
"Banyak senjata di sana, Kat. Mungkin berguna untuk papa berburu!" Adiknya masih bersikeras.
"Entah apa yang di dalam otakmu, tapi jika bawa Rein lagi, kau akan dalam masalah besar!" tandas Katya.Â
Petro mendengus kesal dan meninggalkan ruang makan sederhana mereka dengan langkah cepat yang aneh.
***
Malam itu Katya tidak tenang memikirkan Petro. Kata-kata ayahnya tentang keluarga yang terbantai terngiang. Katya dan ibunya sempat melihat bagaimana keluarga tersebut dinaikkan ke atas truk dengan kondisi terbungkus kain sprei putih kusam yang penuh bercak darah.Â
"Kat," panggil Rein dari balik selimutnya.
"Ya," jawab Katya dari tempat tidur seberang. Keduanya harus berbagi kamar tidur sementara Petro memiliki kamar sendiri di atas.
"Petro tadi diserang hewan aneh yang berlendir," ucap Rein pelan namun ketakutan.