Puisi: Menyapa Ramah Deretan Kelam
Kesunyian malam perlahan mengantar kerinduan padamu
seakan ia menari riang di atas panggung penuh debu
menyapa ramah deretan kelam menatap bisu
tak peduli pendar cahaya bintang mengajak bercumbu
Aku terjebak dalam rindu yang membunuh
mengalir deras bagai keringat kenangan berpeluh
menderu bergelora menghantam jiwa bergemuruh
menerjang kesunyian menderai perih mengaduh
Ketika mata hati menuntun kita bertemu
Labirin rindu tak menawarkan pintu
merangkak menemukan lorong keinginan semu
berharap memeluk mimpi melukis kisah penuh rayu
Rindu ini membuat aku begitu bodoh
memberikan waktu mendera kesunyian kian mengecoh
tak peduli hantaman bayu mengumpat mencemooh
lalu membungkam temaram terdiam tak lagi berseloroh
Bintang malam satu persatu mengintip lalu bertanya,
"Apakah rindu ini masih pantas bertahta?"
langit malam pun  hanya terdiam tanpa sinyal cahaya,
mengisi bejana sunyi sebagai jawab tanpa kata
@senimelipatluka, 2 Desember 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H