Mohon tunggu...
Theresia Martini
Theresia Martini Mohon Tunggu... Lainnya - Pencinta Keheningan

Menulis adalah tantangan jiwa, mengalahkan diri, sejauh kaki terus melangkah ke depan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Menyapa Ramah Deretan Kelam

2 Desember 2024   20:34 Diperbarui: 2 Desember 2024   23:44 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com

Puisi: Menyapa Ramah Deretan Kelam

Kesunyian malam perlahan mengantar kerinduan padamu
seakan ia menari riang di atas panggung penuh debu
menyapa ramah deretan kelam menatap bisu
tak peduli pendar cahaya bintang mengajak bercumbu

Aku terjebak dalam rindu yang membunuh
mengalir deras bagai keringat kenangan berpeluh
menderu bergelora menghantam jiwa bergemuruh
menerjang kesunyian menderai perih mengaduh

Ketika mata hati menuntun kita bertemu
Labirin rindu tak menawarkan pintu
merangkak menemukan lorong keinginan semu
berharap memeluk mimpi melukis kisah penuh rayu

Rindu ini membuat aku begitu bodoh
memberikan waktu mendera kesunyian kian mengecoh
tak peduli hantaman bayu mengumpat mencemooh
lalu membungkam temaram terdiam tak lagi berseloroh

Bintang malam satu persatu mengintip lalu bertanya,
"Apakah rindu ini masih pantas bertahta?"
langit malam pun  hanya terdiam tanpa sinyal cahaya,
mengisi bejana sunyi sebagai jawab tanpa kata

@senimelipatluka, 2 Desember 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun