Tanaman Sorgum di Indonesia tidak banyak dibudidayakan di era sekarang ini. karena itu produksi tanaman sorgum yang semakin berkurang menjadi hal yang harus diperhatikan, luas panen sorgum diketahui antara tahun 1990 hingga 2010 hanya sekitar 25.000 Ha dan tersebar sehingga tidak masuk dalam daftar statistik FAO.
 Tanaman sorgum Indonesia mengalami tekanan dari komoditas tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi, namun di sisi lain pengembangan sorgum juga mempunyai kendala dalam keunggulan relatif dan kompetitif dengan tanaman lain seperti padi dan jagung. Karena belum tersedianya pasar, harga sorgum relatif rendah dibandingkan komoditas lainnya.Â
Kemajuan teknologi yang menghasilkan jagung hibrida dengan hasil di atas 8 t/ha membuat petani semakin enggan menanam sorgum, Selain mudah terserang hama penyimpan selama penyimpanan, biji sorgum juga mengandung tanin yang harus diolah terlebih dahulu sebelum digunakan. Karena petani sekarang ini lebih banyak yang menanam komoditas unggul di Indonesia maka budidaya sorgum semakin berkurang.
Tanaman sorgum saat ini merupakan tanaman yang mempunyai potensi yang baik untuk dimanfaatkan sebagai energi alternatif pangan, baik sebagai pengganti tepung dalam pangan maupun sebagai bahan baku gula cair dan bioetanol, serta dapat juga dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Kegiatan yang bertujuan untuk mengidentifikasi ciri-ciri penting nilai ekonomi atau yang merupakan ciri-ciri dari varietas yang bersangkutan.
Karakter yang diamati dapat berupa ciri morfologi seperti : bentuk daun, bentuk buah, warna kulit biji, sifat agronomi seperti : umur budidaya, tinggi tanaman, panjang batang daun, jumlah tunas, dan sifat fisiologis  misal : senyawa alelopati, fenol, alkaloid, reaksi pencoklatan, dll, penanda isozim dan penanda molekuler.Â
Berdasarkan berbagai keunggulan yang dimilikinya, sorgum mempunyai potensi yang sangat baik untuk dikembangkan secara komersial di Indonesia, didukung oleh kondisi agroekologi dan tersedianya lahan yang dapat digunakan dalam jumlah yang cukup. Sorgum merupakan tanaman serealia yang dapat dibudidayakan dan dikembangkan khususnya di daerah marginal dan kering di Indonesia.Â
Menambahkan keunggulan sorgum terletak pada adaptasi agroekologi yang luas, toleran terhadap kekeringan, produksi tinggi, input lebih sedikit dan lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibandingkan tanaman pangan lainnya. Dengan adanya hal yang dapat mendukung keberlangsungan dan potensi tanaman ini dalam upaya untuk dapat membuat perubahan pada pertanian Indonesia yang dapat terus meningkat terus hingga mencapai masa depan yang cemerlang.
Morfologi Tanaman Sorgum :
Sorgum (Sorghum bicolor (L. ) Moench) adalah tanaman serealia yang penting dalam pertanian, terutama di daerah kering dan semi-kering. Tanaman ini memiliki akar kuat dan dalam, terdiri dari akar primer, akar sekunder, dan akar adventif, yang berperan dalam penyerapan nutrisi dan udara. Batang sorgum berdiri tegak dan beruas-ruas, dilapisi lilin untuk mengurangi penguapan.Â
Daun sorgum dipahat dan dilapisi lilin untuk mengurangi penguapan juga. Malai sorgum merupakan bunga majemuk yang berfungsi untuk menghasilkan biji sorgum sebagai sumber makanan. Sorgum memiliki adaptasi unik seperti sistem perakaran yang dalam, lapisan lilin pada daun, toleransi terhadap tanah yang kurang subur, dan ketahanan terhadap hama dan penyakit karena kandungan tanin.Â