7. Selalu Bersikap Sopan
Siapapun pasti senang dengan perlakuan supir taksi yang sopan. Ucapkan “selamat pagi/siang/malam” saat penumpang menaiki mobil dan “terima kasih” saat mereka turun. Mungkin Anda sedang menyetir dan suatu ketika mendapat telepon penting. Jika Anda harus mengangkat telepon tersebut, minta ijinlah kepada si penumpang untuk menyingkirkan mobil sebentar untuk menjawab telepon. Jika Anda adalah tipe orang yang bawel, bacalah situasi apakah penumpang Anda suka menanggapi pertanyaan Anda atau sedang tidak mood untuk ngobrol.
8. Perhatian Terhadap Penumpang
Penumpang Anda adalah klien Anda, pastikan mereka merasa nyaman hingga sampai di tempat tujuan. Jika mereka terlihat membawa koper, turunlah dari mobil dan angkutlah koper mereka ke dalam bagasi. Jika cuaca sedang panas, tanyakan apakah AC sudah cukup dingin bagi mereka, sebaliknya jika mereka terlihat sedang pilek/kedingingan tanyakan apakah mereka ingin AC-nya dimatikan. Hal-hal ini terlihat sepele namun membuat penumpang bahagia.
9. Harga yang Kompetitif
Salah satu alasan banyak orang memilih taksi online adalah harga yang dipatok jauh lebih murah daripada harga taksi konvensional. Bayangkan, dari airport Soekarno Hatta ke rumah saya kalau naik taksi konvensional saya harus membayar lebih dari dua ratus ribu rupiah, namun dengan taksi online saya membayar kurang dari 100 ribu rupiah, sudah termasuk tol lho! Bagi para perusahaan taksi, sebaiknya segera dipikirkan solusi untuk masalah harga agar taksi konvensional bisa bersaing dengan taksi online.
10. Buatlah Aplikasi
Hal lain yang membuat taksi konvensional kalah dari taksi online adalah kemudahan order. Sekarang orang-orang bisa memesan taksi online melalui aplikasi kapanpun dan dimanapun mereka berada, tanpa perlu menunggu di pinggir jalan tanpa kepastian yang jelas. Untuk poin terakhir ini saya memberikan acungan jempol kepada perusahaan taksi Blue Bird yang cepat tanggap dengan mengeluarkan aplikasi My Blue Bird, menampilkan fitur-fitur yang sama dengan aplikasi taksi online sehingga orang-orang bisa memesan taksi konvensional kapanpun dan dimanapun. Saran saya, sebaiknya perusahaan taksi lain juga membuat aplikasi agar supir taksi mereka tidak kalah dengan supir taksi konvensional.
Semoga tips dan masukan saya dapat membantu taksi konvensional agar tidak kalah dengan taksi online seperti Uber atau Grab. Namun satu hal yang perlu diingat. Perusahaan dapat membuat aplikasi, pemerintah dapat menetapkan undang-undang untuk taksi online, tapi semuanya berpulang kepada Anda sendiri sebagai supir taksi dalam memastikan kepuasan pelanggan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H