Bagai seorang artis yang sedang konser, saya pun sibuk mengangkat tangan dan meliukan tangan ke kiri dan ke kanan mengajak seluruh warga SMP Negeri 6 Pangkalpinang bernyanyi dengan penuh suka cita. Sungguh suatu euforia luar biasa meski sederhana yang memberikan kesan begitu mendalam  bagi para guru khususnya, atas sikap tulus siswa yang ingin memberikan kebahagiaan dan penghargaan mereka kepada guru-guru. Sungguh suatu nilai yang tak dapat diukur dengan angka yang tak terbatas.
Ritual lazim yang berlangsung berikutnya adalah pemotongan tumpeng dan tiup lilin yang dilakukan oleh pak Turmudi, S.Pd selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum, mewakili kepala sekolah yang berhalangan hadir karena sedang melaksanakan dinas luar ke Kota Surabaya.
 Sebagai perwakilan guru-guru saya mendapatkan suapan pertama nasi tumpeng dari pak Turmudi. Sorak sorai dan tepuk tangan para siswa dan guru kembali menggema setelah sesuap nasi mendarat di mulut saya. Cahaya kebahagian dan keceriaan terlukis begitu jelas di wajah lelah bapak ibu guru yang tiap hari harus bercengkrama dengan berbagai problem dan tuntutan yang harus dihadapi dengan bijak demi kemajuan anak nengeri melalui dunia pendidikan yang digeluti.
Ceremonial perayaan memperingati  Hari Guru Nasional di SMP Negeri 6 Pangkalpinang pun berakhir, setelah para guru menikmati kedua menu sederhana tersebut penuh keakraban dan persaudaraan, sambil sesekali menerima sapaan dan salam dari siswa yang datang mendekat untuk memberikan ucapan selamat hari guru.
Sesaat kemudian kedua menu hidangan tersaji telah bersih. Pengurus osis kembali menjadi sibuk untuk membersihkan tempat pesta sederhana penuh kesan barusan saja di gelar. Sementara siswa yang lain mulai menuju ke kelas masing-masing, demikian juga bapak ibu guru kembali ke kantor bersiap untuk masuk kelas dan kembali belajar seperti biasa.Â
Euforia pesta Hari Guru Nasional, seakan telah selesai dan berakhir untuk hari ini. Ternyata, dugaan saya salah. Berbagai bingkisan, bucket snack dan coklat dan bahkan nasi tumpeng berukuran kecil serta kue tart yummy masih berdatangan dan dihantar siswa untuk guru-guru kesayangan mereka.
Rasa haru bertubi-tubi menggerus dan mengikis rasa lelah dalam diri ini ketika merasakan sejuknya siraman  kasih dan perhatian siswa kepada para guru. Tak ada kata yang pantas untuk diungkapkan selain ucapan syukur dan terima kasih pada Tuhan atas kesempatan luar biasa yang telah diberikan bagi kami para guru.
Rasa bahagia di hari guru ini, sungguh-sungguh telah memberikan pelajaran berharga yang tak dapat diperoleh dan dirasakan pada profesi lain selain guru.Â
Semoga siraman kasih dari hati para siswa di Hari Guru Nasional tahun ini menyegarkan lelahnya jiwa para guru untuk mengejar serta memenuhi tantangan dan tuntutan jaman sehingga ke depan  semakin bersemangat dan tak pernah lelah untuk mengupayakan serta memberikan yang terbaik bagi seluruh siswanya.