Mohon tunggu...
Theresia Iin Assenheimer
Theresia Iin Assenheimer Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari dua putra

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Cinta dan Rindu Diaspora Jerman yang Tertuang dalam Pentas Nusa Apsara

19 Juli 2024   05:21 Diperbarui: 19 Juli 2024   06:00 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto Pesona Indonesia 

„Berawal  dari mimpi, mimpi menjadi ide gila yang terealisasikan„ Meryl mengakhiri  ceritanya di  WhatsApp setelah saya hujani berbagai pertanyaan.

Meryl  salah satu pemrakasa pementasan sendra tari, nyanyi  dan angklung .

 Saat ini Meryl arsitek lulusan FH Darmstadt  ini sedang menyelesaikan tesis S2 nya  di Sheffield Hallam University  UK  dengan jurusan Arts and Cultural Management.

Tanggal 29 Juni lalu  Grup Tari Pesona Indonesia dan grup Angklung MKIF  pentas di International  Theater Frankfurt. MKIF singkatan dari Masyarakat Katholik  Indonesia Frankfurt.

Tiket masuk   sejak awal bulan Mei telah terjual habis, terutama pertunjukan 

Tari merak sunda (foto ibu Tensi)
Tari merak sunda (foto ibu Tensi)
yang ke dua, jam 19.00.

Decak kagum dan tepuk tangan panjang mengakhiri pertujukan tari, nyanyi dan anklung. Ada rasa bangga, syukur dan haru campuraduk menjadi satu.

Pertunjukan yang hebat.

Nusa Apsara

Nusa berarti  pulau,  Apsara berarti makhluk surgawi atau bidadari.
Nusa Apsara   memiliki makna sebagai perwujudan roh penjaga alam kepulauan nusantara.  Meryl menerangkan apa artinya judul pentas seni tersebut.
Nusa Apsara diambil dari mitos dan legenda Indonesia.

Terbayang dalam ingatanku, orang- orang muda ini menuangkan kenangan dongengan masa kecil , dongeng pengantar tidur yang didongengkan  bunda mereka  dituangkan dalam sendra tari.  

Sendra  Tari ini dibagi  menjadi empat babak.
Tari- tarian yang ditampilkan  terinspirasi dari karakter dan sifat flora dan fauna  Indonesia.
Keempat elemen alam tersebut adalah Bumi, air, api dan udara.

Keempat elemen- elemen tersebut digambarkan dalam tarian dan nyanyian dalam bentuk Medley:

Ibu Pertiwi

Sendra tari dibuka dengan lagu merdu yang dinyanyikan oleh Mbak Triem Mayer  dan diiringi Angklung.
Lagu wajibnya orang perantauan  Tanah Air Kutidak Kulupakan. Lagu yang membuat setiap diaspora  semakin kangen akan tanah air tercinta.
Mbak Triem menyanyikan amat Indah . Alunan angklung dari Grup MKIF , mas Poltak Silaban sebagai pemimpin musiknya.
Ya tidak salah beliau putra Bapak Frederich Silaban arsitek dari mesjid  Istiqlal .

Nusantara lahir dari Ibu Pertiwi yang membentuk  kepulauan yang  indah.
Di sana tumbuh dan berkembang Flora dan Fauna dengan betbagai ragam dan warna.

Medly Bumi

Bumi Indonesia yang subur dengan Dewi Sri. 

Dewi penuh kasih sayang pembawa kemakmuran ditarikan dan diperankan oleh Magdalena Pendarayu.

Dalam babak ini tarian dengan nuasa Nusa Tenggara Timur, amat indah dan membuat terharu. 

Selain tarian NTT musik Sasado dari  Izhu  Nisnoni memperindah sendra tari ini.

Medley Laut

Penjaga lautan Indonesia Nyi Roro Kidul yang diperankan oleh Andrea Tulaar.

Tarian yang menggambarkan ombak kepulauan dengan tarian bernuasa Aceh.
Tarian  Barari Lautan  yaitu tarian bernuasa Riau, Melayu ditarikan dengan indah dan gemulai.

Madly Matahari dan Gunung

Dewi Anjani, yang merupakan penguasa gunung di perankan dan ditarikan oleh Desna Agustaf.

Madly Rembulan

Brigitta Klaresta Gracia memerankan Nawang Wulan. Nawang Wulan, bidadari yang harus pulang lagi ke bulan, ke kayangan, setelah menemukan selendangnya.

Dalam sendra tari ini benar- benar penonton diajak menikmati Indonesia dengan berbagai tarian dan musiknya yang beragam.

Grup Tari Pesona Indonesia

Grup tari Pesona  Indonesia   didirikan  pada tahun 2004. Grup tari  merupakan wadah bagi siapa saja yang suka menari tetutama tarian- tarian Indonesia.  

Putra- putri Indonesia yang rindu tanah air tercinta dan  diwujudkan dalam bentuk tarian.  
Diaspora Indonesia yang datang dari segala penjuru Indonesia dan membawa kerinduan mereka masing- masing dan diwujudkan dalam bentuk tarian.

Tarian dari Aceh, Flores, Papua, Minahasa, Dayak, Toraja, Jawa, Bali, Sunda, Betawi dan lain sebagainya.

Tidak semua orang- orang muda ini sempat belajar menari saat mereka masih tinggal di Indonesia.
Ada juga beberapa yang memiliki dasar tari Jawa, balet, tarian Aceh, Toraja dan Bali.

Dalam grup Tari Pesona Indonesia yang bertemu setiap hari jumat  mereka saling belajar.
Mereka student, orang- orang muda mantan student yang saat ini sudah bekerja dan lain sebagainya.

Ada beberapa hal yang membuat saya terharu. Misalnya Tina, saya sangat terharu menyaksikan Tina melenggok gemulai menarikan tari Gambyong Pareanom .  Tarian jawa yang biasa ditarikan orang Jawa Tengah, di sini di tarikan Tina. Tina yang dulu study Farmasi dan sekarang sudah bekerja, berasal dari Bangka.
Tina yang berkulit kuning langsat dan bermata sipit catik itu sangat gemulai menarikan tari Gambyong Pareanom dengan gending Jawa.

Tak terasa air mataku menetes. Juga Priska yang berasal dari Toraja Indah melagukan nyanyia Aceh sebagai iringan yang mendirigeni  tarian Saman dari Aceh.  Siapapun tidak percaya bahwa Priska bukan Putri Aceh tetapi Putri Tanah Toraja.

Masih banyak lagi hal- hal yang mengungkapkan kecintaan mereka atas Indonesia, negri yang nun Jauh di sana yang selalu mereka rindukan.

Jadi, meskipun kami sudah bertahun- tahun bahkan berpuluh- puluh tahun meninggalkan Tanah Air tercinta cinta kami untuk Indonesia masih tetap membara.

Sendra tari Nusa Apsara oleh Pesona Indonesia, anklung Masyarakat Katolik Indonesia Frankfurt dan Sasado Izhu Nisnoni menjadi bukti tanda cinta dan kerinduan mereka yang tidak pernah padam.

Masih  banyak nama-nama yang tidak bisa saya sebutkan satu- satu, misalnya mbak Etty, Hiero dan masih banyak lagi turut bekerja keras sampai terwujudnya pentas Nusa Apsara ini.

Profisiat ya, kalian sukses menuangkan idee gila kalian, kami  bangga .

para penari Nusa Apsara  dengan Bapak  Ibu Konsulat Jendral Frankfurt  ( foto ibu Tensi)
para penari Nusa Apsara  dengan Bapak  Ibu Konsulat Jendral Frankfurt  ( foto ibu Tensi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun