Wisudawan sebagian besar mengenakan Anzug atau jas lengkap dengan dasi. Para wisudawati kelihatan cantik dengan gaun  pesta yang panjang. Banyak juga dari mereka mengenakan gaun biasa tetapi tetap kelihatan schick dan cantik.
Tidak lama kemudian prosesi arak- arakan para wisudawan dan wisudawati mereka tidak mengenakan toga, seperti di Indonesia atau di USA.
Hanya Rektor dan dekan yang mengenakan baju kebesaran toga.
Perarakan para Wisudawan dan Wisudawati  diiringi musik dari Band Universitas juga lagu- lagu di acara widuda tersebut.
Sampailah saatnya Wisudawan-Wisudawati  dipanggil satu persatu.
Semua berpakaian pesta, mengenakan jas dan gaun panjang. Ada pula yang tidak  ber jas, hanya dengan Hemd biasa tapi rapi juga tidak bergaun panjang.
Sedangkan Wisudawan- Wisudawati  yang berasal dari Itali, mengenakan mahkota dari anyaman daun oliv atau zaetun.
Sampailah diurutan Michael karena nama kami berinisial A maka dipanggil di awal.
Michael memiliki dua nama, Michael dan  nama Jawa Satrio. MC yang berbahasa Schweizerdeutsch  atau bahasa Jermannya orang Swiss terasa lucu untuk telingaku mengeja Satrio, tetapi kedengaran indah.
Saat Michael Satrio dipanggil untuk menerima ijasahnya aduh terharu.
Kerja keras tiga tahun plus saat pandemi mendapatkan hasilnya. Anaku tersenyum bahagia, kamipun juga.
Setelah lagu Graduation dinyanyikan, perarakan kembali dari panggung keluar oleh para Wisudawan-Wisudawati.