Mohon tunggu...
Theresia Iin Assenheimer
Theresia Iin Assenheimer Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari dua putra

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Nonton Sepak Bola Eintracht Frankfurt, Jenis Penonton dan Mencegah Kerusuhan

9 Oktober 2022   19:44 Diperbarui: 11 Oktober 2022   21:31 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eintracht Museum (dokpri)

Berita Tragedi di Malang Memenuhi Media Jerman

Kejadian menyedihkan di Stadion Kanjuruhan Malang telah memenuhi berita di seluruh dunia. Semua media masa Jerman juga membicarakan kejadian menyedihkan di negeri tercinta.

Sejak kejadian tersebut, di semua permainan sepak bola mengheningkan Cipta sejenak untuk para korban. Misalnya permainan Liga Eropa kemarin malam di Cologne atau Koeln melawan Belgrad. Meskipun hanya menonton dari televisi, terharu dan ikut hening juga sejenak untuk para korban di negeriku.

Hadiah nonton permainan Eintracht Frankfurt dari anak-anak

Di sini saya ingin menceritakan pengalaman saya menonton sepak bola di Frankfurt Stadion atau Deutsche Bank Park.

Philipp anak pertama saya yang tinggal dan bekerja di Frankfurt, sering mendapatkan tiket nonton permainan Eintracht Frankfurt dari Bosnya. 

Bosnya memiliki tiket nonton tahunan di bagian eksekutif lagi. Kalau pas bosnya tidak bisa nonton dikasih ke Philipp.

Pada awalnya Philippun bukan Eintracht Frankfurt fans, tetapi karena sering nonton dan suasanya memang menyenangkan maka jadilah Eintrachtfans.

Suatu saat Philipp dan Michael, anak-anak kami menghadiahi kami, papa, mama untuk nonton permainan Bundesliga, Eintracht Frankfurt. 

Tanggal 10 September, lalu kami sekeluarga nonton permainan sepak bola antara Eintracht Frankfurt melawan Wolfsburg.

Parkir dan makan siang di restoran Eintracht (Klub)

Saya sendiri tidak terlalu suka nonton sepak bola, tetapi saya menyukai kebersamaan keluarga dan susana di stadion.

Permainan dimulai jam 15.30, tetapi kami janjian dengan anak-anak bertemu di suatu restoran khas Frankfurt di pinggiran kota Frankfurt. Anak-anak bilang ini restoran terakhir sebelum Stadion.

Di sekitar restoran, kami masih menemukan parkiran gratis. Sengaja kami mengendari mobil dan kami parkir di sini.

 Tempat parkir mobil agak jauh dari stadion. Jadi biasa kalau para penonton memarkir mobil di tempat parkir yang aman dan gratis.

Hampir semua tamu di restoran tersebut penonton Eintracht. Hampir semua mengenakan Trikot Eintracht Frankfurt.

Restoran ini pun menyajikan makanan khas Frankfurt, misalnya iga babi dengan ko lputih asam atau Ripschen mit Sauerkraut, sosis khas Frankfurt atau Frankfuter Wuerstschen.

Minumnya pun khas Frankfurt, Apfelwein atau orang Frankfurt bilang Aeppelwoi atau apel wein. Wein dari buah apel. Suesse atau sari buah apel dari perasan buah apel segar sebelum diproses menjadi Apfelwein.

Harga tiket termasuk harga tiket kereta seluruh Frankfurt

Bisa juga naik S-Bahn atau kereta dan trem. Biasanya kalau pas lagi ada pertandingan, kereta-kereta yang menuju stadion gerbongnya ditambah, jadi meskipun penuh sesak semua bisa naik. 

Harga tiket masuk stadion mulai 75 Euro, itu sudah termasuk harga tiket kereta di kota Frankfurt. Jadi praktis, tidak harus naik mobil dan jalan jauh dari tempat parkir. 

Tempat parkir stadion agak jauh, sekitar satu kilometer. Sedangkan stasiun kereta stadion hanya sekitar 350 meter.

Di kereta menuju stadion, sebagian besar penonton sepak bola. Para penonton itu bisa dikenali dari pakaiannya atau Trikot, schal, topi yang mereka kenakan. Mereka sudah mulai menyanyi lagu-lagu Eintracht Frankfurt.

Dari station kereta menuju stadion yang terletak di tengah hutan itu , tidak jauh lagi. Mobil-mobil polisi berjajar, polisi-polisi tampak di mana-mana memberikan rasa aman.

Arak-arak penonton berbondong-bondong dari segala arah menuju stadion. Sebagian besar atau hampir semua Eintrachtfans. Di mana-mana warna hitam putih, warna Eintracht.

Saya pun mengenakan blus putih dan celana hitam supaya tidak mencolok dan berbeda di tengah-tengah warna hitam putih. Hitam putih warna Eintracht Frankfurt.

Di kiri kanan jalan menuju stadion food truck penjual makanan, minuman dan barang-barang fans, seperti Trikot atau T-sihrt dengan gambar logo Eintracht, schal, bendera dan topi Eintracht.

Orang-orang pengumpul botol sibuk. Lima puluh ribu penonton dengan lima puluh ribu botol kosong. Harga botol kosong dari mulai dari 8 cent sampai 25 cent. Setiap permainan sepak bola panen. Pengumpul botol mendapat tambahan penghasilan tanpa potongan pajak.

Sebelum masuk halaman stadion terdapat toilet yang cukup banyak untuk para penonton yang banyak itu dan cukup bersih.

Kontrol masuk yang ketat, mirip di bandara

Setelah kami ke toilet masuk ke halaman stadion, kami mulai memegang tiket atau karcis masuk baik itu tiket kertas atau digital.

Petugas mengarahkan kami dan memisahkan penonton pria dan wanita. Aku pikir mengapa dipisah, oh ternyata harus melalui kontrol seperti di bandara. Kontrol keamanan supaya tidak ada senjata disembunyikan, baik di tubuh dan pakaian, maupun tas dan ransel.

Botol minuman pun harus diserahkan dan di buang di tong sampah, mirip di bandara. Minuman harus membeli di dalam stadion di penjualan minuman dari Eintracht. Kontrol ini begitu teliti dan lebih lama dari pada kontrol tiket. 

Setelah melewati semua kontrol yang panjang akhirnya agak lega dan memasuki halaman stadion dan menuju pintu masuk yang sesuai dengan tempat duduk yang kami pesan.

Petujuk ke arah tempat duduk jelas, sehingga tanpa banyak kesulitan kami sampai ketempat duduk yang kami pesan.

Nonton sepak bola bersama keluarga

Menonton sepak bola merupakan acara keluarga. Kami sekeluarga duduk berjajar. Di samping kami duduk keluarga juga, papa mama dan dua anak laki-laki kira-kira 8 tahun, 6 tahun dan gadis kecil 3 tahun. Kami saling tersenyum dan akhirnya saling menyapa.

Ya kami saling bercerita kalau menonton bola bersama keluarga saat yang menyenangkan. Kami dengan anak-anak kami yang sudah dewasa sedangkan mereka dengan tiga anak-anaknya yang masih kecil-kecil.

Menonton sebagai hiburan dan pendidikan bagaimana menjadi suporter yang baik dan sportif.

Kedua anak laki-laki dan papanya mengenakan Trikot Eintracht. Anak-anak saya pun juga mengenakan Trikot. 

Saya menduga kedua anak-anak tersebut pasti anggota klub sepak bola dan pemain sepak bola grup anak-anak.

Hymne Eintracht Frankfurt pengobar semangat dan menimbulkan rasa persaudaraan.

Seperempat jam sebelum mulai para penonton pendukung Eintracht atau Eintrachtfans menyanyikan lagu Hymne Eintracht. 

Wah, merinding rasanya mendengar mereka menyanyi dengan penuh semangat. 

Dengan lagu yang penuh semangat, membakar semangat dan sebagai orang Frankfurt memang suatu tanda cintanya pada Frankfurt am Main dinyatakan dalam dukungannya pada Klub Eintracht Frankfurt.

Teks yang menyentuh saya:

Eintracht vom Main, nur du sollt heute siegen!
Eintracht von Main, weil wir dich alle lieben!
Schiessen noch ein Tor, dem Gegner in den Kasten rein!

Jeder wird sagen, ohne zu fragen,

in dieser schoenner Stadt am Main

Eintracht aus Frankfurt, du schaffst es wieder.

Deutscher Meister zu sein!

Yang artinya: 

Eintracht dari Main ( sungai di Frankfurt) hanya engkau yang menang hari ini.
Eintracht dari Main, karena kami semua mengasihimu.
Tembaklah satu gol lagi dan lawan masukan ke dalam kotak
Semua akan bilang tanpa bertanya lagi,
di sini di kota indah Frankfurt di pinggir sungai Main 
kamu akan berhasil memenangkan Deutsche Maeister. (Piala liga Jerman)

Setelah itu para penggemar itu bertepuk tangan dan menyerukan yel yel pembakar semangat.

Suasana ini untuk saya pribadi mengharukan dan membahagiakan. Terasa semangat persaudaraan, sebagai orang Frankfurt semakin bangga dan makin mengasihi Frankfurt.

Saya kira suasana persaudaraan dan kekeluargaan ini yang dicari banyak orang. Dalam suasana ini tidak ada Sie atau Anda lagi, yang ada Du, kamu saudaraku.

Kadang saya berfikir inilah salah satu sebab orang-orang lebih memilih ke stadion dari pada ke gereja, karena suasana persaudaraan lebih bisa dirasakan. 

Apalagi permainan permainan sepak bola ini selalu di akhir pekan.

Akhirnya permainan pun dimulai. Di layar lebar diperkenalkan seluruh pemain dari kedua kesebelasan. Satu persatu di perkenalkan dengan nama lengkap dan foto mereka, selalu diikuti dengan tepuk tangan.

Kedua kesebelasan keluar menuju arena dengan didampingi pemain sepak bola cilik. Terasa sekali regenerasi yang mau mereka tanamkan.

Setelah menentukan pihak bola ada di mana akhirnya permainan pun mulai. Permainan Entracht yang tidak selalu menang, berbeda bila mendukung Klub Bayer Muenchen yang hampir selalu menang.

Saya sengaja ikut menonton untuk ikut merasakan suasana ini. Karena permainan ini di Frankfurt tentu saja sebagian besar tribune dipenuhi oleh penonton pendukung Eintracht.

Hanya sedikit sekali pendukung Wolfsburg. Philipp bilang, "Wolfsburg kota kecil, penduduk Wolfsburg pun tidak sebanyak penduduk Frankfurt. Penggemarnyapun tidak sebanyak penggemar Eintracht Frankfurt."

Wolfsburg di mana terkenal dengan VW, Volks Wagen, kota kecil di negara bagian Niedersachsen, di Jerman utara.

Offiziell stadion Frankfurt mampu menampung 50.300 penonton. Saya yakin hari itu pasti lebih dari 40.000 penonton dan sebagian besar orang muda.

Saya kadang berfikir, pergilah ke stadion kalau bertemu orang muda muda di Jerman. Jujur jarang sekali bertemu orang muda dalam jumlah besar kecuali di stadion atau di universitas. 

Kalau saya di stadion atau di universitas saya optimis dengan masa depan perkembangan penduduk Jerman. Di Jerman orang tua semakin banyak dan orang muda semakin sedikit.

Meskipun para pendukung Eintracht telah menyemangati dengan nyanyian dan lagu-lagu yang membakar semangat, permainan saat itu membosankan dan berakhir dengan kekalahan Eintracht Frankfurt.

Wolfsburg yang di tonton oleh penonton yang hanya beberapa ratus orang saja itu menang. Teriakan dan nyanyian mereka sayup-sayup dan hampir tidak terdengar.

Penggemar Eintracht Frankfurt yang berjumlah hampir 40.000 ribu itu kecewa tetapi tidak marah atau agresif. Karena permainan yang tidak bagus saat itu banyak penonton yang keluar dan meninggalkan stadion lebih dulu.

Menurut Peter Heitmeyer dan Silberstein Pilz ada tiga jenis penonton:

1. Konsumorientierten Fans atau penggemar yang bereorientasi konsumtif

Penonton ini berasal dari kalangan atas, atau kalangan orang-orang terdidik dan terpelajar. Orang Jerman menyebutnya akademiker. Mereka ke stadion untuk menyaksikan permainan bagus.

Mereka akan mendukung team pemain yang bermain bagus. Mereka memiliki emosi yang terkontrol. 

Mereka juga menepuki pemain lawan bila pemain lawan bermain bagus. Mereka yang akan lantang bersuara mengkritik bila kesebelasan dukungannya tidak bermain bagus.

Merekalah yang pertama meninggalkan stadion bila kesebelasan dukungannya tidak bagus dan tidak memenuhi harapan mereka.

2. Fussballzentrierten Fan atau penggemar yang berorientasi pada klub sepak bola

Mereka sebagian besar dari orang-orang pekerja bukan akademiker berpendidika tinggi.

Mereka mengenakan Trikot, shals, warna-warna klub fan bendera Klub.

Mereka menyanyi dan meneriakan yel-yel penyemangat yang membuat suasana atau atmosphaer di stadion menjadi penuh semangat.

Mereka ke stadion ingin melihat kesebelasan dukungannya harus menang.
Mereka akan mendukung pemain dukungannya tanpa syarat.
Mereka memandang pemain lawan adalah musuh. 

Mereka penonton yang benar-benar penuh semangat dan emosi dalam menonton.

3. Erlebnisorientiertefans-Hooligans

Penonton yang berorientasi pada pengalaman Hooligans. 

Hooligan sebenarnya berasal dari England, tahun 1950an dan 1960an. Hooligan berasal dari nama O'Hoolihan dari Irlandia. Partick Hoolihan atau Hooligan sebagai pemimpin kerusuhan di permainan sepak bola di London.

Sejak itu Hooligan sebagai sebutan bila terjadi kerusuhan dalam sepak bola. Orang-orang dari kelompok yang suka rusuh ini disebut Hooligan.

Mereka kebanyakan penggemar yang fanatik dan selalu membuat kerusuhan dan kekerasan.

Mereka berasal hampir dari seluruh lapisan sosial. Kekerasan dengan berbagai alasan yang sebenarnya berasal dari permasalahan  pribadi masing-masing orang. Orang-orang yang mencari kepuasan dalam kekerasan dan resiko.

Media masa jaman sekarangpun mendukung terjadinya kekerasan ini yang sering menampilkan kekerasan.

Dari hal di atas ada berbagai situasi di Stadion. Berikut ini saya sampaikan juga bagaimana mencegah terjadinya kerusuhan di Stadion yang di lakukan di Jerman.

Imbauan ini di sampaikan DFB atau Deutsche Fussball-Bund, atau Ikatan Sepak Bola Jerman

 Meskipun hal ini juga tidak mudah diatasi.

1.DFB mewajibkan der Verein atau klub supaya pemasukan mereka sebagian untuk dana preventif penanggulangan kekerasan ini. Yaitu dengan membina dan mendidik orang-orang yang menangani keamanan untuk mengenali, bereaksi dan mencegah bila terlihat tanda-tanda akan adanya kekerasan.

2. Mendidik dan mencontohi penggemar sejak dini untuk menerima kekalahan secara sportif. Hal ini saya rasakan sekali bila kami menjadi penonton bila anak-anak bertanding. Penonton yang menunjukan sikap agresif akan mendapatkan peringatan kartu kuning sampai merah yang berarti harus keluar dan meninggalkan stadion.

3.Menghubungan dan komunikasi antara penggemar atau Fans.

4. Adanya kontak dan komunikasi yang baik Fans dan Klub

5. Adanya komunikasi yang baik antara Fans dan polisi.

6. Adanya larangan masuk ke stadion bagi orang-orang yang selalu membuat kerusuhan.

Orang-orang yang sering membuat keributan masuk dalam daftar hitam larangan masuk stadion.

7.Polisi diperbanyak pada pertandingan yang jelas-jelas berpotensi kekerasan. Polisi yang juga terlatih untuk menanggulangi kekerasan dan keributan di stadion.

8. Kontrol keamanan ketat untuk masuk ke stadion.

Dengan melarang membawa minuman dan cairan dari luar stadion.
Menghindari konsum alkohol yang berlebihan dan kemasan botol gelas dilarang. Minuman disajikan dengan gelas plastik yang tidak sekali buang dan dikembalikan dengan sistem Pfand. Pfand berarti menyewa gelas platik dengan harga 2 Euro dan nanti dikembalikan dan menerima uang kembali.

Minuman hanya bisa di beli di stand makanan di stadion. Stand makanan dari Klub Eintracht dan labanya untuk Klub. Demikian juga makanan. Disajikan dengan piring kertas dan garpu kayu yang tidak runcing dan tajam.

Inilah beberapa pengalaman dan beberapa hal menghindari kekerasan di stadion.

Semoga bermanfaat.

Salam sepak bola dari Frankfurt.

Semoga stadion, menjadi tempat yang menyenangkan menikmati permainan yang sportif bersama keluarga.

Suasana di Deutsche Bank Park Frankfurt (dokpri)
Suasana di Deutsche Bank Park Frankfurt (dokpri)

Eintracht Museum (dokpri)
Eintracht Museum (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun