Dengan menurunnya permukaan air, menyebabkan kapal-kapal tersebut tidak boleh berlayar lagi karena berbahaya bila kapal tersebut kandas.
Harga bensin, disel, batu bara dan gandum semakin tinggi.
Kapal-kapal pesiar tidak boleh lalu lalang lagi. Kapal-kapal dagang dengan muatan biji gandum atau getreide, bensin dan diesel. Ada kemungkinan berakibat tidak adanya bensin dan disel di kota-kota Jerman selatan. Sedangkan di sisi lain, untuk menghemat gas yang semakin sulit didapat dari Rusia, batu bara digunakan lagi akan kesulitan mendapat pasokan.
Demikian juga dengan pasokan biji gandum, juga mendapat kesulitan. Kapal-kapal barang atau binnenschiffer yang masih berjalan hanya bisa memuat 20 persen dari muatan sebenarnya. Bisa dibayangkan harga gandum, bensin dan disel semakin tinggi.
Gagal panen
Suhu panas yang ekstrem, terlalu sedikit hujan telah menyebabkan gagal panen gandum. Sedangkan impor dari Ukraina atau Rusia hampir tidak ada lagi. Hal ini menyebabkan harga roti juga semakin tinggi.
Roti merupakan makanan pokok orang Jerman selain kentang. Mi atau pasta yang berbahan dasar gandum juga salah satu makanan yang disukai orang Jerman. Bahkan ada daerah di Jerman, yaitu Schwabenland di negara bagian Baden- Wuerttenberg, spaetzle yaitu mirip mie merupakan makanan khasnya.
Kekeringan dan suhu udara yang tinggi lebih dari 30 derajat bahkan kadang hampir 40 derajat terlalu sedikit hujan menyebabkan kesulitan air di beberapa daerah di Jerman.Â
Petani harus menyiram tanamannya. Air yang digunakan untuk menyiram menggunakan air tanah yang semakin tahun semakin dalam untuk mendapatkan air.
Penyiraman ladang ini pun dihimbau supaya dilakukan pada malam hari, supaya airnya tidak cepat menguap lagi, cepat kering dan tidak berguna sama sekali.
Selain dengan air tanah juga dengan air dari menampung air hujan. Karena sejak bulan April sampai sekarang terlalu sedikit turun hujan penampungan air hujan pun telah lama kering.