Selain guru menerangkan di sekolah, anak- anak mendapatkan PR. Dalam mengerjakan pekerjaan rumah ini, orang tua ikut aktif mengerjakannya.
Anak- anak mendapatkan bahan yang telah dijelaskan guru di sekolah. Anak-anak mendapatkan daftar pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya diisi bersama- sama dengan orang tua.
Saya ingat sekali waktu itu anakku malu- malu memulai mengerjakan PR-nya.
 Membacakan tanda-tanda perubahan tubuh dari anak-anak menjadi dewasa. Perubahan anak-anak perempuan menjadi wanita dewasa dan anak laki- laki menjadi pria dewasa.Â
Membacakan pertanyaan-pertanyaan sekitar alat kelamin dan alat reproduksi pria ataupun wanita. Tetapi dengan serius dan tenang saya mendengarkannya dan terus membantu menyelesaikan tugas PR-nya.
Tubuhku Milikku
Dalam PR-nya tersebut juga ditekankan bahwa tubuhnya dan segala organ tubuhnya, juga alat kelaminnya milik mereka sendiri yang indah dan dihargai, tidak boleh orang lain mempermainkannya.Â
Anak- anak juga diajari untuk berani mengatakan tidak, menolak dan melarangnya apabila ada orang yang mencoba memegang atau menyentuhnya.
Lebih dekat dan Akrab dengan Anak dan Ada Kepercayaan
Saya justru saat itu merasakan lebih dekat dan akrab dengan anakku yang pelan- pelan meninggalkan masa kanak-kanaknya.
Ternyata cara ini, di mana kami orang tua membantu dalam menerangkan dan menjelaskan tentang seksualitas, perkembangan dari anak-anak dan alat reproduksi pria dan wanita, menjadikan kami menjadi dekat. Anak-anak tidak canggung dan malu-malu lagi bercerita atau bertanya kepada kami.