Minyak masih langka
Kemarin saya ke Supermarket, menengok di bagian minyak goreng, masih saja kosong. Wah bakalan hidup sehat bener nih.
Ibu membeli minyak oliven sebotol besar, 1,5 liter. Wahllah kok beli minyak oliven banyak buk? "lha wong ora ono minyak goreng, yo tuku minyak oliven, nggo nggoreng"  Ibuku yang sudah lebih setengah abad  tinggal di Jerman kalau omong denganku selalu jawa. Yang artinya "Habis, minyak goreng tidak ada, ya menggoreng pakai minyak oliven."
Hidup sehat tanpa goreng menggoreng
Sedangkan suami dan anak- anak senang. "Akhirnya mama ngga banyak goreng-goreng" Philipp dan Michael selalu bilang, "Yang penting bumbunya enak, biarpun di panggang, di bakar ataupun dikukus juga enak, ma"
Suami dan anak- anak sering protes kalau saya goreng tempe, tahu atau ayam dengan minyak banyak. "Muss das sein, ma...mit viel Oel zum braten? Das ist doch ungesund" (Haruskah ma, menggoreng dengan minyak banyak, itu kan tidak sehat)
Oh Allah, ya..ya...Mulai saat itu aku usahakan sedikit mungkin masak yang menggunakan banyak minyak. Apa lagi sekarang, di supermarket masih saja langka minyak goreng.
Menggoreng bukan kebiasaan orang Jerman
Biasanya yang memborong minyak goreng adalah, kami orang- orang pendatang. Orang- orang dari Turki, Maroco, India, Pakistan, Afganistan dan lain sebagainya memiliki kebiasaan menggoreng seperti kita. Jadi sejak minyak goreng langka merekalah yang kebingungan. Orang- orang Jerman, tenang- tenang  saja.
Beruntung kami memang tidak banyak menggunakan minyak goreng.
Sebenarnya, kebiasaan orang Jerman dalam memasak tidak banyak menggunakan minyak atau digoreng.Â