Saya memesan tempat di pinggir jendela dengan meja dan gerbong pemakai Handy, sehingga boleh menelepon, meskipun tetap berbisik tidak boleh keras-keras.
Jam 05.50, tepat kereta meluncur menuju Zuerich, hari masih gelap, tidak banyak penumpang. Tempat duduk saya yang memakai meja, terdiri dari 5 kursi masih kosong, hanya saya sendiri.
Karena di luar juga masih gelap, aku coba memejamkan mataku. Sebelumnya kondektur telah mengecek karcis keretaku yang berada di handyku.
Penumpang di seberang tempat dudukku juga langsung memejamkan mata.
Kereta terus meluncur dengan kecepatan tinggi, ICE biasa melaju dengan kecepatan 200 Kilometer per jam. Hari semakin terang, kesibukan hari Sabtu pagi di luar sana mulai nampak.
Stasiun kereta Mannheim telah terlewati, beberapa penumpang mulai naik dan pelan- pelan memenuhi gerbong kereta.
Stasiun, kereta Kalhsruhe juga terlewati, masih saja aku duduk sendiri, tempat duduk depan dan sampingku masih tetap kosong.Â
Aku nikmati perjalanan kesendirianku, aku buka teh bawaan dari rumah dan mie goreng yang semalam sengaja aku buat untuk bekalku dan sebagian lagi untuk Michael kalau nanti sampai di apartemennya.
Studen yang merenda dan mewarnaiÂ
Setelah menyantap mie goreng dan separuh apel dan minum teh hangat, kereta telah sampai di Freiburg.
Freiburg merupakan Studentenstadt, atau kota student. Dari sini tempat di depanku tidak kosong lagi, dua anak gadis student menempati tempat duduk di depanku.