Sebenarnya anak-anak mencontoh orangtua. Bila orangtua tidak suka dan tidak terbiasa membeli makanan fastfood, anak-anakp un tidak akan terbiasa dan tidak akan suka.
7. Memberi bekal makanan dan buah ke sekolah.
Setiap hari saya usahakan bangun lebih pagi untuk membuat bekal untuk dibawa ke sekolah. Bekal itu berupa sandwitch bikinan sendiri, potongan buah, dan sebotol air.
8. Tidak terlalu sering makan daging dan menghindari goreng-gorengan.
Tahu, tempe, dan ikan juga sangat enak dan sehat. Saya membiasakan anak-anak untuk tidak selalu makan daging.Â
Kalau orang Jerman makan ikan seminggu sekali hanya hari Jumat, kami bisa makan ikan dua kali seminggu. Suami dan anak-anak sering protes, "Mama ini kan bukan hari jumat, mengapa makan ikan“. Setelah diterangkan, mereka mengerti juga.Â
Tahu dan tempe, hmm enak. Philipp dan Michael sering bilang bahwa makanan vegan Indonesia paling enak, tidak kehilangan daging, "Ich vermisse Fleiss nicht, wenn ich tahu und tempe essen.“Â
Cara memasak pun lebih sering dipanggang di ofen, grill atau di bakar dan di kukus. Dengan sedikit goreng menggoreng dapur pun tidak cepat kotor.
Dengan makan vegan atau tanpa produk dari hewan, kita cenderung makan lebih sedikit dan toh cukup.
9. Mendaftarkan anak-anak ke klub olahraga.
Sejak taman kanak-kanak kedua anakku sudah saya daftarkan menjadi anggota klub handball. Sebelum memutuskan ikut klub hanball saya ajak mereka untuk melihat dan mencoba, klub olahraga apa yang di sukai. Sepak bola, tenis, karate telah mereka coba, tetapi Philipp dan Michael memilih handball.