Kue Christollen melambangkan bayi Yesus yang dibungkus kain putih.
Kue ini dibuat jauh- jauh hari sebelum Natal karena, paling enak kalau sudah agak lama, jadi menikmatinya tidak panas-panas keluar dari oven tetapi didiamkan beberapa hari, baru bisa dinikmati.
Dinikmati di masa Advent dan Natal, dipotong tipis dan dinikmati dengan secangkir kopi. Hemm sedap dan harum rempah, kismis atau buah anggur yang dikeringkan, manisan kulit jeruk , mandel parut dan  bau wangi kulit buah pala sungguh perpaduan yang nikmat.Â
Kue Christollen sebenarnya pada awalnya  merupakan  makanan di masa puasa di biara-biara, yaitu tahun 1300-an. Kue ini pada mulanya hanya terbuat dari tepung, ragi dan air saja.Â
Pada awalnya tanpa buter dan susu, jadi rotinya  sangat kering dan tidak enak. Baru tahun 1550-an, Paus Innozenz VIII dengan suratnya yang dikenal dengan Butterbrief atau Suratbuter mengijinkan butter digunakan dalam pembuatan kue Christollen.Â
Kue Christollen yang terkenal berasal dari kota Dresden, namanya Dresdner Christollen . Merek ini disegel dan dilindungi. Hanya ada 130 tukang roti di kota Dresden yang memegang ijin dan boleh menamakan kuenya Dresdner Christollen. (sumber Weihnachtszeit.net)
Berikut ini resep dan cara membuat Christollen. Untuk membuat kue ini saya percayakan pada suami, karena  suami lebih pengalaman dalam mengaduk adonan.  Ya suami yang opa dan oomya Baeker atau tukang roti itu sangat mahir membuat Christollen ini.
Bahan yang diperlukan:
200 g kismis ( buah anggur yang dikeringkan)
100 ml Rum ( bisa dihilangkan)
100 ml Susu
375 tepung terigu