Masa Advent
Hari Minggu  kemarin umat  Katholik merayakan hari raya Kristus Raja Semesta Alam, yang menandai berakhirnya tahun liturgi Katholik tahun ini. Hari Minggu  yang akan datang adalah hari Minggu Advent  pertama.Â
 Masa Advent  dimulai pada minggu terakhir di bulan november.  Tahun ini masa Advent dimulai tanggal 28 November 2021 dan berakhir tanggal 24 Desember..Â
Advent  bahasa latin, artinya kedatangan. Masa Advent  yang berlangsung 4 minggu itu juga disebut sebagai masa penantian atau menunggu kedatangan. Yaitu menunggu kedatangan Tuhan Yesus.
Ada berbagai cara menunggu kedatangan hari Natal atau kedatangan Tuhan Yesus, antar lain dengan Advent  kalender dan Adventkranz.
Kalender Advent
Pada masa advent atau masa penantian ini orang Jerman memiliki tradisi membuat Adventskalender atau kalender advent. Ada yang membuat sendiri atau membeli  di toko- toko.
Kalender advent ini bermacam-macam, misalnya  kalender  advent  berupa coklat, yang dikemas  rupa, sehingga kotak coklat itu ada jendelanya yang sesuai tanggal. Jadi mulai minggu tanggal 28 November, satu jendela dalam kotak  bungkusan coklat boleh dibuka, dan begitu seterusnya sampai jendela yang terakhir tanggal 24 Desember..
Selain coklat ada macam- kalender lagi yang pada intinya, menunjukan persiapan dan penantian hari Natal, hari kedatangan Sang Juru Selamat.
Saat anak-anak masih di Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar, Â sebelum masa Advent, mereka membuat Advent kalender. Misalnya dengan menjahit kantong-kantong kecil dari kain sebanyak hari-hari di masa Advent. Seandainya kantong itu di buat tahun ini berarti berjumlah 27, yaitu sejak tanggal 28 November 2021 Â sampai tanggal 24 Desember.
Kantong-kantong itu diisi hadiah-hadiah kecil, yang dibuka setiap hari di masa Advent. Jadi pada intinya ada harapan dan kegembiraan pada masa penantian.
 Krans advent atau Adventskranz
Krans Advent  atau lingkaran Advent  dengan empat lilinnya ini pada dasarnya juga melambangkan masa penantian.
1. Lilin
Lilin menggambarkan terang. Setiap hari Minggu  dinyalakan satu lilin demi satu lilin, pada Minggu  ke empat semua lilin dinyalakan.
Semakin mendekati tanggal 24 Desember  semakin terang, yang menggambarkan kegembiraan akan kedatangan Yesus, Sang Terang itu sendiri.
2. Warna lilin ungu, merah jambu dan putih.
Sebenarnya krans Advent  menurut tradisi Katholik  menggunakan warna ungu, merah jambu dan putih.Â
Warna unggu menggambarkan masa pertobatan, di masa untuk bertobat dan membersihkan hati untuk menyambut kedatangan Tuhan.
Warna merah jambu melambangkan suka cita menyambut kedatangan Tuhan.
Warna putih, lambang dari Yesus sendiri.
Tetapi, di Jerman saat ini warna-warna lilin krans Advent  tidak lagi hanya warna ungu, merah jambu dan putih, tetapi segala warna menurut selera.
3. Hijaunya daun pinus atau daun cemara.
Krans Advent yang klasik terbuat dari daun cemara, pinus dan daun-daun lain yang berwarna hijau, dimana daun-daun ini tidak pernah menjadi kuning meskipun musim gugur  selain karena pohonnya mati dan tetap hijau  meskipun di musim dingin dengan suhu yang beku. Warna hijau ini menggambarkan keabadian.
4. Lingkaran
!ingkaran melambangkan lingkaran bumi dan simbol hidup kekal dan keabadian.
Dari uraian diatas, saya mau memulai menuliskan langkah- langkah membuat krans Advent.
Saya selalu membuat sendiri krans Advent karena dengan membuat sendiri biaya lebih dihemat dan hiasannya menurut selera sendiri.
Ada kebahagian dan kepuasan tersendiri bila membuat sendiri Krans Advent ini.
Awal membuat krans Advent.
Tidak sengaja saya belajar membuat krans Advent ini. Sejak dari kecil saya suka sekali merangkai  bunga dan sering membatu merangkai bunga di gereja, tetapi di tanah air, belum pernah ikut kursus merangkai bunga.
Suatu saat saya ikut kursus merangkai  bunga Volkhochsulle semacam tempat kursus ketrampilan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah di Jerman, jadi hampir setiap kota atau desa memiliki lembaga kursus atau pendidikan informal  ini.
Pada saat itu selain merangkai bunga, untuk acara pesta, juga membuat krans, antara lain krans Advent. Dari kursus ini saya belajar bagaimana membuat dasar-dasar krans. Cara mengikat daun bisa diterapkan untuk membuat krans-krans dari bahan lain, misalnya krans bunga pengantin untuk hiasan kepala anak-anak pengiring pengantin dan lain sebagainya.
 Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat krans Advent:
-Daun pinus, daun cemara, daun bux, daun eukalyptus, daun evoi.
- Lingkaran atau krans dari jerami
-4 batang lilin besar
-kawat hijau lentur untuk mengikat
-kawat yang kuat untuk menancapkan lilin
- Hiasan: 8 batang kayu manis, 4 bunga cemara, potongan jeruk yang sudah dikeringkan , pita dan lain-lain menurut selera
-Krepselotip warna hijau
Daun- daun hijau, bisa dibeli di toko bunga , tetapi saya memetik dari kebun belakang, kebetulan pagar kami di rumah pagar hijau.
Lilin dan kawat, dan lingkaran jerami bisa dibeli di toko pekerjaan  tangan atau Bastelladen dan di toko bahan bangunan atau Baumarkt.
Langkah-langkah pembuatan:
-Daun-daun pinus dan cemara dipotong sebesar jari atau kurang lebih 20 Â centimeter
- Lingkaran atau krans jerami dilapisi dengan krepselotip warna hijau.
- satu tangkai daun pinus dan satu tangkai daun cemara diikatkan pada krans jerami sedikit demi sedikit kemudian diikat dengan kawat hijau lentur. Diulang sampai seluruh krans tertutup daun. jadilah krans hijau.
- bagian bawah lilin ditancapkan dua kawat  yang kuat.
- lilin yang sudah diberi kawat, ditancapkan ke krans hijau.
-terakhir semua hiasan di tancapkan pada krans hijau menurut selera.
Akhirnya krans Advent  sudah selesai.
Minggu depan sudah Minggu Advent  yang pertama, lilin satu boleh dinyalakan.
Krans untuk  hiasan pintu
Dengan prinsip yang sama krans hiasan pintu bisa dibuat, tetapi tanpa lilin.Â
Untuk krans pintu,krans diberi pita dan di gantung di pintu.
Supaya tidak merusak pintu,ada selotip kuat khusus untuk menggantung krans, bisa dibeli di toko bangunan.
Selamat mencoba dan selamat merayakan Advent untuk anda  yang merayakannya.
Salam hangat
iin, Dietzenbach 22 November 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H