Mencari beasiswa untuk studi dan bekerja di samping kuliah.
Anak keduaku, sejak lulus SMA sudah gigih mencari sendiri beasiswa untuk membiayai studinya di Swiss. Bahkan sampai saat ini masih mendapatkan beasiswa dari Universistas St. Gallen.
Di Jerman biaya kuliah per semester murah sekali, hampir gratis. saat itu  anak pertamaku hanya membayar 350 Euro per semester, termasuk uang tiket kereta dan bus seluruh negara bagian.
 Di Swiss biaya kuliah persemester untuk warga negara bukan Swiss 3 kali lipat, 1000 Schweize Franken untuk warga negara Swiss, 3000 Schweize Franken untuk bukan warga negara Swiss. Kalau di rupiahkan kurang lebih  45 juta rupiah bagi warga negara bukan Swiss.
Selama kuliah,  ia sambil bekerja sebagai pelatih hand ball di klub hand ball di universitasnya . Selain itu, ia juga bekerja sebagai sopir antar jemput dosen terbang.Â
Pekerjaannya menjemput dosen dosen tamu dari bandara Zuerich ke universitas St. Gallen. Anak keduaku senang dengan pekerjaan sampingannya ini, karena bisa ngomong dan kenal dengan dosen-dosen tamu dari berbagai penjuru dunia, antara lain dari universitas Harvard dan lain-lain.
Anakku juga bilang untuk menjemput dosen terbang ini disponsori mobil-mobil terkenal, sehingga boleh merasakan mengemudikan mobil-mobil bagus.
"Oh... Allah le...cah bagus," saya selalu bergumam, "Syukurku tiada terkira atas anugrah-Nya yang berlimpah-limpah pada kami, anak-anak kami dan keluarga kami."
Saat ini anak kedua kami sedang menyelesaikan skripsinya atau Bachelorarbeit-nya dan sedang praktikum di salah satu bank di Zuerich. Sampai saat ini, ia tetap hemat supaya bisa membiayai hidupnya dan membayar apartemennya di kota mahal Zuerich.
Inilah beberapa pengalaman saya mengajak anak-anak menghitung dan mengatur uangnya supaya tidak cemas meskipun tanggal tua.
Salam hangat.