Tahun lalu WA grup dipenuhi oleh berita meninggalnya dalang  kondang dari Bantul Yogyakarta. Aku heran mengapa semua grup, dari grup keluarga sampai grup WA sekolahku dari SD sampai Perguruan Tinggi, membicarakan dan mengunggah pentas wayang dalang kondang itu.
Aku buka link upacara pemakaman Dalang Seno. Dalam upacara ini aku lihat para pesinden berpakaian kebaya hitam kain batik Yogya lengkap dengan konde dan melambungkan tembang dan gending Gajah Seno. Mendengar dan melihat cuplikan vedio ini hati Jawaku terpana...indah sekali. Gending dan  lagu duka yang tertuang sangat indahnya, membawaku ke jaman kanak-kanak dikeloni mbah putriku dengan tembang pengantar tidurnya.
Saat melagukan gending Gajah Seno, para wiyogo atau penabuh  gamelan dan pesindennya menangis pilu sesenggukan. Aku heran, sampai begitu dalam duka mereka. Semakin menambah rasa ingin tahuku.
Saya begitu terharu melihat orang -orang muda itu melambungkan tembang  dan gending Gajah Seno. Saya sungguh menikmatinya, karena kebetulan saya lahir di Yogya, ada kesempatan belajar menari gaya Yogyakarta baik di sekolah sejak SD sampai perguruan tinggi. Selain itu hidup di lingkungan yang kental budaya Jawa. Mbah kakungku selain kepala sekolah SD saat mudanya penari kraton Yogyakarta. Tempat bermainku sehari-hari di rumah mbah Dalang. Di sana Iin kecil belajar menari dan gamelan.
Tidak heran kalau aku begitu nyaman dan menikmati gending Jawa dan tetembangannya.
Sejak saat itu mulai aku buka Youtube dan aku tonton kembali pertunjukan wayang Dalang Seno yang terkenal itu.
Sebelum itu aku sama sekali tidak ada perhatian pada wayang. Wayang orang saya suka karena tarian yang menawan dan dialognya lebih aku mengerti. Wayang kulit, menurutku bahasa jawanya terlampau tinggi untuku dan sulit aku mengerti.
Dengan meninggalnya dalang Seno yang begitu heboh, aku sempatkan buka link Youtube yang dikirim saudara dan sahabat.
Oh...begitu indah, menarik dan lucu, sampai terpingkal-pingkal.
Ya Dalang Seno, memainkan wayang dengan begitu indahnya, mudah dimengerti dan dicerna. Menggunakan bahasa yang saya mengerti dan katanya memang mampu menjangkau generasi muda, saat ini.
Yang menarik lagi, pentas wayangnya selalu mengundang bintang tamu. Mimin, Apri dan Elisa  bintang tamu yang akhirnya menjadi favoritku. Mengapa kemudian mereka menjadi favoritku.Â
1. Mereka cantik dengan kostum, kebaya dan sanggul yang indah.
Meskipun Mimin yang bernama asli Sukimin merupakan pria yang berdandan wanita juga Apri yang bernama asli Panut. Mereka berdua luwes dan cantik, bahkan Apri begitu cantiknya sampai tidak kentara lagi kalau sejatinya seorang pria.