Mohon tunggu...
Theresia Iin Assenheimer
Theresia Iin Assenheimer Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari dua putra

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kisah Temanku Sara, Pengungsi Afghanistan

21 September 2021   05:32 Diperbarui: 23 September 2021   04:03 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu malam bapak dan ibu sara meminta supaya mengepak baju kemudian sekeluarga pergi meninggalkan rumah dan kampung halaman tercintanya. Sara tidak tahu mau pergi ke mana, bapak dan ibu Sara merahasiakan rencana pengungsian mereka. Mereka takut ada orang yang tahu rencana mereka, anak-anakpun tidak  diberitahu supaya tidak sengaja membocorkan rencana pengungsian mereka. 

Perjalanan yang panjang dan melelahkan. Tidak pernah sebelumnya Sara mengalami perjalanan mobil selama itu. Baru  sadar bahwa perjalanan ini bukan perjalanan mengunjungi saudara di suatu tempat seperti biasanya,  tetapi perjalanan pengungsian yang panjang.

6. Rute Perjalanan pengungsian

Dari Afganistan dengan mobil menuju Turki melalui, Iran, Irak, Syria   dan akhirnya sampai di Turki. Sara bercerita, merupakan perjalanan yang amat sangat berat dan melelahkan. Sara bilang berkali-kali hampir saja mati. Pernah di dalam mobil yang sebenarnya cukup untuk 5 orang diisi sampai 12 orang, sampai di bagasipun berisi manusia. Pada saat naik mobil yang sesak ini, hampir-hampir dia tidak bisa bernafas lagi.
Sara bilang "Matilah aku, aku tidak kuat lagi" Saat-saat seperti ini Sara ingat kata-kata bapaknya. „Tuhan  selalu ada dan tidak pernah meninggalkanku  sendiri, mati dan hidup di tangan Tuhan, kalau saatnya  belum tiba, sesulit apapun engkau akan hidup" Kata-kata ini Sara pegang terus. 

Suatu saat mereka harus berjalan menanjaki tebing batu terjal penuh salju. Sara dan adik-adiknya merasa bahwa kakinya  berdarah-darah. Ternyata bukan berdarah tetapi karena terlalu dingin berjalan di atas salju dan kehilangan sepatu, sehingga mati rasa.

Setiap kali Sara menangis ingin pulang, tetapi adik-adik laki-lakinya selalu bilang, aku akan terus meneruskan perjalanan ini, terus sampai di Jerman atau mati.

Pada saat sulit ini Sara ingat kata-kata bapaknya dan ingat bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkannya sendiri.

Akhirnya Sara dan keluarganya sampai di Turki. Di Turki  polisi  sudah menghadang dan menghunuskan senjata panjang ke arah Sara, Sara menjerit ketakutan, saat itu dia merasa kematiannya sudah dekat sekali. Lagi-lagi Sara ingat, hidup mati di tangan Tuhan. Pada akhirnya polisi  membiarkan mereka pergi.

7.Naik kapal karet menuju Italia

Dari Turki dengan kapal karet menuju Italia. Kapal penuh sesak, tetapi tetap berangkat. Pada mulanya lancar seperti biasa tetapi kira- kira dua jam kemudian, kapal karet itu  berhenti dan mati. Ternyata kapal itu kehabisan bahan bakar. Kapal terkatung-katung seharian dan akhirnya ditolong oleh penolong dari Italia.

8. Dari Italia menuju Jerman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun