Mohon tunggu...
Theresia Iin Assenheimer
Theresia Iin Assenheimer Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari dua putra

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Meraih Rindu di Pulau Kreta Yunani di Masa Pandemi

1 September 2021   18:59 Diperbarui: 3 September 2021   13:58 973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan di pelabuhan Pulau Kreta, Yunani. Sumber: Piqsels.com

Garpu dan pisaunya pun dibungkus dalam kertas roti. Mungkin supaya tetap bersih. Hal ini logis karena selain suhu udar di Kreta, panas, kering juga berdebu. Jadi dengan dibungkus kertas garpu dan pisau tetap bersih.

Untuk makan utama kami memesan, beberapa macam dan kami makan bersama untuk saling mencicipi. Karena di Kreta banyak domba dan kambing, kami memesan kambing panggang, khas Kreta yang dibumbui dengan berbagai rempah-rempah yang tumbuh di pegunungan Kreta, seperti, Thymian, rosmarin, oregano, salbai dan lain-lain. 

Untuk sayurnya kami memilih paprika hijau kecil panggang dan dibumbui dengan bawang putih dan minyak oliven. Sebagai pengganti nasinya kami memilih kentang kecil - kecil bakar yang dibumbui dengan rosmarin dan minyak oliven. 

Di restaurant ini tidak menyediakan ikan, kalau pengin makan ikan harus ke restaurant yang menyajikan ikan. Salat Yunani yang terdiri dari tomat yang dipotong besar-besar, mentimun, paprika segala warna, oliven dan tidak lupa keju kambing atau domba. Salat ini juga sangat enak, daging tomatnya tebal dan manis, pasti hasil panen petani setempat.

Semua masakan dari makan pembuka enak sekali, terasa kalau semua bahan lokal dan segar. Di Jerman saya hati-hati untuk menikmati keju, joghurt dan segala produk dari susu kambing dan domba karena baunya yang khas, tetapi di sini, di Kreta, meskipun hampir semua menggunakan keju, susu, joughurt dari kambing, tetapi enak. 

Demikian juga suami yang tidak suka makan daging domba dan kambing karena baunya yang khas, di sini mencicipi juga. Daging kambing panggang yang dipotong kecil-kecil bersama tulangnya, bukan filet seperti di Jerman, terasa lebih enak dan empuk. Mungkin karena bermacam-macam rempah sebagai bumbunya sehingga kambing panggang ini enak sehinga bau liarnya tidak terasa.

Setelah selesai menikmati hidangan khas Kreta yang enak, kamipun minta untuk membayar, sebelum memberikan kwitansinya, pelayan restaurant memberikan makanan penutup gratis, yaitu kue baklawa, kue manis yang ada pengaruh dari jaman pendudukan Turki dan minuman Raki. Raki ini sebenarnya juga minuman orang Turki, tetapi orang Kreta akan mengatakan, tidak ini minuman asli dari kami. Dari makanan dan minumannya terasa sekali pengaruh Turki, meskipun sudah bebas dari Turki sejak tahun 1645.

Setelah membayar kamipun pamitan dengan kesan yang menyenangkan, akan enaknya masakan khas Kreta dan keramah-tamahannya. 

Kami berjalan meninggalkan restaurant, baru beberapa menit berjalan ada orang terengah-engah memanggil kami, ternyata pelayan restaurant yang mengejar kami sambil menyerahkan tas pinggang anakku yang tertinggal. Kami kaget karena kamipun belum merasa kehilangan. Saking kagetnya akan kebaikan dan kejujuran mereka , kami hanya mengucapkan terimakasih tanpa memberikan sedikit hadiah. 

Sambil berjalan kami besyukur dan bergembira telah sampai di negri yang ramah dan indah. Kaki pun mulai terasa penat, kamipun menuju mobil dan kembali ke rumah sewaan kami untuk istirahat dan besuk memulai petualangan dan liburan kami di pulau Kreta.

Gute Nacht.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun