Setiap kali mengikuti Misa atau Ibadat dan dibacakan dari Kitab Suci, selalu tempat-tempat kudus ini disebut-sebut, seakan-akan tempat-tempat kudus tersebut dihadirkan dalam perayaan Misa atau ibadat. Syukur tiada akhir bahwa tahun lalu boleh menapaki dan menghirup udara tanah suci.
Setelah hari pertama kedatangan, hari kedua kami mengunjungi Laut Mati, Qumran, Bukit Pencobaan dan Nasareth, hari ketiga kami mengunjungi Gunung Tabor, Sungai Jordan, Kapernaum, Danau Genesareth dan Tabgha.Â
Mungkin karena kecapekan perjalan yang melelahkan tetapi menyenangkan, kemarin kami langsung tidur setelah makan malam.
Pagi ini saya  terbangun bukan karena terusik oleh bunyi weker, tetapi oleh bunyi gemerincing lonceng  dari ruang bawah. Ternyata bunyi gemerincing tersebut berasal dari ruang doa dimana peziarah dari Eropa Timur melakukan doa pagi. Mungkin mereka orang-orang Katholik Ortodoks. Â
1. Gunung Tabor
Kami sengaja berangkat pagi-pagi menuju Gunung  Tabor, supaya waktunya tidak habis untuk antri. Perjalanan dari Tiberias dimana hotel kami berada kira-kira 30 Kilo Meter. Benar sekali sampai di tempat parkir di Gunung Tabor belum terlalu banyak orang dan antrian untuk naik bus kecil yang membawa kami ke puncak Gunung Tabor belum terlalu panjang.Â
Menurut cerita dulu untuk mendaki gunung Tabor belum ada bus, sehingga peziarah harus mendaki anak tangga sejumlah 4.340.
Seandainya punya banyak waktu sebenarnya menyenangkan juga untuk mendaki anak tangga itu sambil menikmati pemandangan alam yang indah Gunung Tabor dan menikmati keindahan lembah Yizreel. Sambil mendaki, mengenang kembali bagaimna Yesus dahulu bersama tiga orang murid kesayanagnnya, Petrus, Yakobus dan Yohanes.
Di Gunung Tabor ini, menurut kitab suci Yesus menampakkan kemuliaanNya kepada ketiga muridnya tersebut. Saking kagum dan bingunnya murid-murid Yesus dan tidak tahu apa yang akan dikatakan Petrus berkata "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia"Mateus 17:4. Oleh sebab itu di Gunung Tabor sekarang berdiri Basilika Transfigurasi dengan tiga Kapel yang dipersembahkan kepada Yesus, Musa dan Elia.
Di kapel Elia kami berkesempatan merayakan Misa Kudus, yang dipimpin Romo kami, Romo Inno Ocarm. Pas sekali karena romo kami dari ordo Carmel, di mana biarawan Carmel meneladani cara hidup Nabi Elia.
Hati bahagia tak terkatakan, mendapatkan kesempatan sampai di tempat ini, tempat yang kudus.Â
2.Sungai Jordan.
Dari Gunung Tabor, kami meneruskan perjalanan kami ke Sungai Jordan.Sungai Jordan ini membelah Israel yang bermuara di Gunung Hermon, melalui danau Galilea atau danau Teberias sampai ke Laut Mati. Di daerah sekitar sungai Jordan ini hujau subur sangat berbeda dengan daerah selata yang padang gurun yang tandus.
Di sungai Jordan ini, Yesus dibabtis oleh Johanes Pembastis. Sungai yang jernih, banyak ikan berenang-renang di dalamya. Di sekitar sungai Jordan ini hijau, mirip di Indonesia saja.
Di sungai ini kami membaharui babtis kami lagi. Untuk rangkaian upacara ini di sediakan jubah putih dan mendapatkan surat babtis dengan dikenai biaya 10 Euro perorang.
Sungguh pengalaman yang indah tak terlupakan, boleh merasakan sejuknya sungai Jordan dan dibabtis dengan air yang sama dan di tempat yang sama dengan Tuhan Yesus.
3.Ikan Petrus
Setelah makan siang di pinggir danau Galilea, kami menuju Kapernaum. Siang itu kami makan ikan Petrus. Mengapa disebut ikan Petrus, mungkin karena Petrus dulu sebelum menjadi murid Yesus adalah seorang nelayan, sehingga ikan hasil tangkapan dari danau Galilea ini disebut ikan Petrus.
Dimakan dengan salat dan roti bundar, seperti roti pitanya orang Yunani. Rasa Ikannya sendiri biasa saja, mungkin karena kita orang Indonesia suka makanan yang sarat bumbu. Yang penting telah merasakan ikan dari danau Galilea.
Setelah selesai makan, ibu Ayala meminta roti bundar sekantong plastik, untuk apa, aku tidak mengerti.
4. Kapernaum
Setelah makan siang kami menuju Kapernaum, sebuah desa nelayan di pinggir danau Galilean dimana Yesus tinggal setelah meninggalkan Nasareth dimana Yesus dibesarkan oleh orang tuanya Maria dan Yosef.
Di kota tua Kapernaum ini masih tersisa puing-puing rumah Petrus dimana sekarang didirikan gereja di atasnya.
Selain rumah Petrus, masih tersisa puing-puing Synagoga dimana Yesus mengajar.Â
Simon Petrus, Jakobus dan Johanes anak Zebedeus berasal dari kampung nelayan Kapernaum ini.
Di sini, puing-puing Synagoga  aku diam merenung dan membayangkan bagaimana Yesus dulu mengajar, membuat mujijat dan menyembuhkan orang sakit.Â
Saya bersyukur boleh sampai disini.
5. Tabgha
Tabgha merupakan tempat dimana Yesus memberikan mukjijat  memperbanyak roti dan ikan. Dalam kitab Markus 6.30-44 tertulis Yesus memperbanyak 5 roti dan 2 ikan dan cukup untuk 5000 orang, bahkan sisa 12 keranjang. Di sini saat ini berdiri gereja dan biara Tabgha dengan mosaik yang indah.
6. Kapel Primat TabghaÂ
Tabgha kapel Primat terletak di sebelah timur Tabgha. Di pantai ini  Yesus menampakan diri setelah paskah pada Petrus, Thomas,Natanael, anak-anak Zebedeus dan murid-murid lain,   yang kemudian makan bersama menecah-mecah dan membagikan roti. Tercantum dalam Injil Yohanes 21:1-14.Gereja ini  disebut Mensa Christi atau meja Kristus. tempat ini dibangun kapel Primat Tabgha , batu meja Christi masih ada, bisa dilihat dan boleh disentuh. Terletak di pinggir danau Galilea atau danau Genesareth yang tenang, jernih dan indah.
7.Naik kapal di Danau Galilea dari Tabgha
 Kami naik bus lagi menuju tempat dimana kami telah ditunggu kapal. Merupakan pengalaman yang indah naik kapal kayu di danau Galilea. Begitu naik kapal, aku duduk di ujung kapal, memandangi danau yang jernih dan air yang tenang. Sebenarnya aku ingin diam, merenung dan membayangkan disaat Yesus naik kapal bersama murid-muridnya atau membayangkan dimana Yesus berjalan di atas air.Â
Tetapi awak kapal memutar lagu "Yesus Tuhan Kau Rajaku" mau tidak mau terbawa suasana dan akhirnya kami berdelapan, teman-teman ziarah kami plus ibu Ayala Guide kami menyanyi lagu ini dengan sepenuh hati sebagai lagu pujian dan syukur kami. Tak bisa ditahan lagi, air mata mengalir haru. Kami saling berpelukan syukur dan bahagia bisa berada di tempat kudus  dan indah ini.
Sekarang aku mengerti mengapa ibu Ayala Guide kami membawa roti bundar sekantong plastik, ternyata sambil menyanyi kami melempar roti ke udara dan burung-burung camar berebutan untuk nenyambarnya indah sekali.
Setelah naik kapal dimana kami menyanyi lagu Indonesia raya dengan  hidmad dan syukur sambil mengibarkan bendera merah putih di dermaga kapal, kami juga menari poco-poco. Indah dan menyenangkan sekali.
Hari telah sore, kami menuju hotel berikutnya di Bethlehem.
Besuk hari ke empat, kami akan mengunjungi Bethlehem tempat Yesus lahir, padang gembala, Gunung Karmel, Haifa dan Kaisarea Maritim.
Dietzenbach, 1 April 2021Â
Referensi:
Kitab Suci Perjanjian baru
Bibel.de
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H