Meskipun stress jadwal yang padat dan pekerjaan yang menuntut konsentrasi tinggi, dokter Lieb masih sempat melucu dengan kami pasiennya. Sehingga sirnalah ketakutanku untuk OP nantinya, apalagi berada di ruang Gynakologi lengkap di kursi Gynakologi yang menyeramkan itu.
3.Opame di masa pandemi
Dari rumah kami di Dietzenbach memerlukan waktu 20 menit untuk sampai di Rumah sakit. Setelah mobil kami di parkir, suami masih mengantarku sampai di depan pintu rumah sakit.Â
Karena Corona pasien tidak boleh diantar atau ditemani apalagi ditunggui. Jadi suami hanya mengantar sampai depan pintu kaca rumah sakit yang tertutup itu. Memeluk dan mencium saya dan  bilang "tchusss..sayang, alles Gutte". Suamipun meninggalkanku dan aku masuk Rumah sakit.
4.Keramahan resepsionis Turki di rumah sakit
Kemudian aku memecet bell di sampinhg pintu kaca. Melalui Microphon aku menyebut namaku dan tujuanku bahwa aku ada termin OP, tunggu sebentar mas-mas di seberang sana dengan dialek Turkinya, melihat di liste pasien OP mungkin, dan pintupun terbuka aku boleh masuk. Disusul oleh pasien-pasien lain dengan prosedur yang sama.Â
Mas di loket penerima tamu yang ramah dengan dialek Turki menerangkan singkat kemana aku harus pergi. Untung aku sudah pernah OP dan opname disini, sehingga saya tahu pasti kemana aku harus menuju.
5 Suster station  suster OP, penjemput OP dan dokter Anastesi yang ramah
Di bagian Gynakology telah menunggu suster keturunan Asia yang tak kalah ramahnya dengan mas-mas di resepsionis. Suster cantik ini menunjukkan kamarku dan tempat tidurku juga almari tempat menyimpan barang- barang pribadiku dan menyerahkan baju dan perlengkapan pakaian OP.
Suster menjelaskan aku boleh memberesi barang-barangku dan meminta selalu pakai masker FFP2 bila pesonal masuk ruangan dan bila aku meninggalkan ruangan. Kecuali itu di dalam kamar boleh lepas masker.
Setelah suster asia pergi, datang suster berikutnya, oh suster itu mengenaliku bahwa pernah merawat aku 2tahun lalu. Nyes....kecemasanku akan operasi berkurang lagi dengan keramahan-keramahan itu. Dengan cekatan suster keturunan Yunani itu mempersiapkan OPku.Â