Lalu siapa saja yang boleh dan bisa melakukan dukungan psikologis praktis tersebut? Semua orang boleh dan bisa melakukan ini. Tidak terbatas pada profesional kesehatan mental. Karena pada dasarnya setiap orang memiliki keterampilan DPA. Mereka hanya perlu rasa peduli dengan melihat kesulitan orang di sekitarnya, mendengar, memahami dan bertindak untuk menolong.
Namun demikian ada beberapa catatan yang perlu diketahui sebelum melakukan DPA. Yang pertama adalah mempersiapkan diri kita sendiri, apakah diri kita sehat baik secara fisik maupun psikis.Â
Psikis yang dimaksud di sini apakah kita tidak sedang galau, tidak dalam keadaan tertekan dan gelisah, karena bila kita sendiri kurang ‘beres’, maka akan sangat mempengaruhi proses pemberian dukungan.Â
Oleh karena itu kita harus dalam keadaan baik-baik saja, sehingga kita pun akan tenang saat berhadapan dengan individu/keluarga yang akan kita tolong. Sikap kita kepada mereka harus sopan, jujur dan tidak ada motif lain selain menolong. Jangan pula memaksa bila mereka tidak mau dibantu.Â
Hargai hak dan keputusan mereka. Bila saat ini mereka menolak, sampaikan saja bahwa lain kali kita siap membantu mereka saat mereka membutuhkan. Satu hal lagi yang penting adalah menjaga kerahasiaan. Kita tidak boleh menceritakan hal-hal yang sifatnya privasi kepada orang lain.
Tidak sulit bukan untuk memberikan bantuan dasar bagi orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan dukungan psikologis. Selain bisa meringankan beban mereka, kita juga bisa berguna dan bermanfaat bagi sesama.Â
Satu hal yang perlu diingat, bahwa janganlah kita menganggap diri kita bisa menolong sepenuhnya atau tuntas, karena memang pada dasarnya ini hanyalah bantuan sementara untuk meredakan stres.Â
Bila memang individu yang kita tolong masih sulit mengendalikan diri dan emosinya, semakin berat kondisi mentalnya, seperti: tidak bisa tidur sama sekali selama beberapa hari, histeris, menarik diri dan berdiam diri, atau bahkan agresif, maka kita perlu segera merujuknya ke profesional kesehatan mental (psikiater dan atau psikolog) agar mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
Mari kita saling peduli satu sama lain di masa pandemi ini. Semakin kuat dukungan maka semakin kuat kita bisa bertahan dan menang di badai Covid-19 ini. Tetap semangat, selalu jaga protokol kesehatan dan selalu bahagia. Salam sehat jiwa.
 ***
Daftar Referensi:
- Puji, D.N.R,dkk. (2019). Family Experience During Patient Assistance Process in General Intensive Care Unit – Phenomenology Study.Â
- Iswardani, T. (2016). Materi Pelatihan Psychological First Aid (PFA) for All. Diselenggarakan oleh IPK Jateng
- cnn.indonesia. (2021). Satgas Sebut Indonesia Masuk Gelombang Kedua C0vid-19.Â