Mohon tunggu...
El Roi Israel Sipahelut
El Roi Israel Sipahelut Mohon Tunggu... Penulis - Menikah

Loving Husband of My Wife - happy Dad of three unique kids, a part of God's asset in Bali - Tinggal Di http://gbikapernaumjembrana.blogspot.com - Youtube Channel : Sipahelut1978 - Twitter/Instagram @777sipahelut

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sarungkan Pedangmu: Homili Petrus Memotong Telinga Malkus Hamba Kayafas

9 November 2024   19:23 Diperbarui: 9 November 2024   19:36 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Wikipedia


 Kita harus mengakui campur tangan pemeliharaan Allah dalam mengarahkan serangan pedang Petrus (sehingga tidak menimbulkan lebih banyak korban yang tewas, tetapi hanya memutus telinga Malkhus. Sekadar meninggalkan bekas dan tidak membunuhnya). Pemeliharaan Allah ini juga memberi kesempatan kepada Kristus untuk menunjukkan kuasa dan kebaikan-Nya dalam menyembuhkan orang yang terluka (Luk. 22:51). Demikianlah, bahaya akibat mengabaikan teguran Kristus terbukti berubah menjadi kesempatan yang berakibat lebih baik bagi kemuliaan-Nya, bahkan di antara musuh-musuh-Nya.
. Peringatan yang diberikan Sang Guru kepada Petrus (ay. 11): Sarungkan pedangmu itu. Peringatan ini berupa teguran yang lembut, karena Ia tahu bahwa semangat Petrus yang berlebihanlah yang mendorongnya melakukan tindakan yang tidak bijaksana. Kristus tidak memperbesar masalah ini. Ia hanya meminta supaya Petrus jangan berbuat seperti itu lagi.


Banyak orang berpikir bahwa kepedihan dan kesedihan yang mereka alami tentunya dapat dijadikan alasan untuk membenarkan tindakan mereka yang penuh amarah dan kesembronoan. Namun, di sini Kristus memberi contoh kepada kita semua tentang kesabaran dan kelembutan di tengah penderitaan. Petrus harus menyarungkan pedangnya, karena pedang Roh-lah yang seharusnya ia gunakan -- bukan senjata perjuangan yang duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah.
Saat Kristus menjatuhkan para penyerang dengan sepatah kata, Ia menunjukkan kepada Petrus bagaimana seharusnya ia mempersenjatai diri dengan firman Allah yang hidup dan kuat, dan yang lebih tajam daripada pedang bermata dua mana pun. Dan tidak lama setelah peristiwa ini, dengan pedang Roh ini Petrus membuat Ananias dan Safira rebah dan putus nyawa di hadapannya.
. Alasan yang mendasari teguran ini: bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku? Matius menunjuk pada alasan lain yang diberikan Kristus atas teguran ini, namun Yohanes menekankan alasan ini, yang diabaikan Petrus. Dengan alasan ini Kristus memberikan kepada kita,


Sebuah bukti lengkap tentang penyerahan-Nya pada kehendak Bapa-Nya. Dari semua kekeliruan yang dilakukan Petrus, tampaknya tidak ada yang dapat membuat-Nya menjadi begitu marah seperti upaya Petrus untuk membuat Ia menghindari penderitaan-Nya saat ini, ketika saat-Nya sudah tiba: "Apa, Petrus, apakah engkau hendak menjadi batu sandungan antara Aku dan cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku untuk diminum? Enyahlah Iblis."
Jika Kristus telah ditentukan untuk menderita dan mati, betapa lancangnya Petrus menentang hal itu dengan perkataan atau perbuatan: bukankah Aku harus minum dari cawan itu? Cara Tuhan mengungkapkan teguran ini menunjukkan ketetapan hati-Nya yang begitu mantap, dan bahwa sekali-kali Ia tidak akan menerima pikiran yang bertentangan dengan ini.
Ia bersedia minum dari cawan ini, meskipun itu cawan yang pahit, yang berisi campuran tanaman pahit dan empedu, piala yang isinya memusingkan, cawan berdarah, cangkir yang berisi kehangatan murka Tuhan (Yes. 51:22). Ia minum isi cawan itu, supaya dapat memberikan cawan keselamatan, piala penghiburan, dan cawan berkat ke dalam tangan kita. Oleh karena itu, Ia bersedia meminumnya, karena Bapa-Nya telah menyerahkan cawan itu kepada-Nya. Jika Bapa-Nya menghendaki demikian, itu demi sesuatu yang terbaik, dan terjadilah seperti itu.


 Sebuah teladan yang baik bagi kita untuk menyerahkan diri kepada kehendak Allah dalam segala sesuatu yang berkaitan dengan diri kita. Kita harus berjanji kepada Kristus untuk turut mengambil bagian dalam cawan yang diminum-Nya (Mat. 20:23), dan mendorong diri untuk melaksanakannya.

( Penulis : El Roi Israel Sipahelut,M.Th )

SUMBER  :
1. Alkitab Perjanjian Baru Terbitan LAI
2. Tafsiran Perjanjian Baru Mathew Henry
3. Sejarah Romawi  
4. Infographis Sejarah Romawi
5. Kamus Digital Sabda 1 . 2 . 1 (Play Store)
6. Foto Pribadi Ps. El Roi Israel Sipahelut  Dengan Gurkha (Nepal) Dan Mandau (Dayak Kalimantan)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun