dudu klambi anyar sing neng njero lemariku (bukan baju baru di dalam lemariku)
nanging bojo anyar sing mbok pamerke neng aku (tapi pasangan baru yang kau pamerkan ke aku)
dudu wangi mawar sing tak sawang neng mripatku (bukan wangi mawar di pandangan mataku)
nanging kowe lali ngelarani wong koyo aku (tapi kamu lupa diri telah menyakiti orang sepertiku)
video lagu ini bisa dilihat di sini :
Itu adalah penggalan lirik lagu "Pamer Bojo" yang akhir-akhir ini begitu popular di masyarakat Indonesia. Lagu ini dipublikasikan pada tanggal 17 Januari 2019 (12 bulan yang lalu) dan diciptakan sendiri oleh Didi Kempot.
Tulisan ini adalah sambungan atau lanjutan dari Tulisan saya sebelumnya yang berjudul " Kutukan Suket Teki Pada Sang Politisi" dengan ikhtiar menjawab pertanyaan seputar: kaitan antara dunia politik dan rusaknya karakter seseorang.
Dalam sebuah negara demokrasi,setiap politisi dan pejabat publik biasanya dipilih langsung oleh rakyat dengan asumsi bahwa dia sanggup mengabdikan diri untuk rakyat dengan cara memperjuangkan aspirasi & kepentingan rakyat yang telah memilihnya.Â
Akan tetapi seringkali setelah terpilih menjadi pejabat,biasanya malah melupakan janji yang pernah diberikannya pada Rakyat dan kemudian sepenuhnya mengabdikan diri kepada kepentingan partai (baca : kepentingan Elit Partai) yang nobanene seringkali berlawanan dengan kepentingan rakyat banyak.Â
Jelas sekali hal tersebut mengecewakan Rakyat,sehingga kita tak usah heran bila banyak cerita/peribahasa lucu dan satir kocak tentang politik yang muncul di ruang publik,seperti beberapa contoh berikut : Apa Beda Pil KB dengan Pileg /Pilihan Legislatif ??? Kalau Pil KB , jika lupa(maksudnya lupa diminum) malah JADI. Sedangkan dalam Pileg; kalau jadi malah lupa, Habis Menang Rakyat dibuang,Buah semangka berdaun sirih artinya berharap swargaloka eh malah mendapat pedih perih.
Peribahasa2 di atas adalah sebuah kalimat pendek yang memuat & merekam beragam pengalaman & kisah kehidupan yang begitu panjang ke belakang sekaligus memiliki pola sama yang sering terulang. Pengalaman di berbagai negara dari zaman ke zaman menunjukkan ada orang-orang yang kemudian berubah secara negatif ketika mereka menjadi aktif dalam politik praktis.
Tekanan kedua pada seorang politisi adalah paksaan untuk bersikap loyal kepada partainya serta keharusan untuk setia-kawan kepada rekan rekan sesama partai walaupun perilaku rekan rekannya itu melukai cara pandang etisnya sendiri, kendatipun keputusan-keputusan partainya itu bertentangan dengan pendapatnya sendiri.Â
Setiap politisi maju karena bantuan partai. Partai itu memberikan berbagai fasilitas dan jalan agar dia bisa mendapat kursi kekuasaan. Oleh karena itu,partai berhak menuntut agar ia memperhatikan kepentingan partai.Tidak boleh ada kesan kurang kompak di antara para fungsionaris Partai.Â
Sebab, suatu partai yang terpecah-pecah akan membuat performa partai tersebut jeblok di mata masyarakat karena keterpecahan akan memicu berbagai pertanyaaan di seputar kemampuan partai tersebut untuk berfungsi secara optimal dalam sebuah sistem demokrasi.
Perbedaan-perbedaan pendapat dalam satu partai itu ibarat memberi umpan lambung kepada striker lawan di depan gawang kita sendiri. Itu sebabnya untuk menutupi kebobrokan atau kebodohan rekan satu partai,maka para politisi itu pandai berkelit dengan memberi jawaban seperti ini :" Saya bisa memaklumi kenapa Sdr. NN teman saya itu sampai bilang begitu.Â
Dia itu kan kecapekan baru pulang dari luar negeri,lagipula media tidak mengutip secara keseluruhan omongan Sdr NN itu supaya kita tahu konteksnya, bla....bla...bla...." Atau bisa saja ia berkata ," ah ini cuma masalah framing saja,pinter-pinternya wartawan,kan sudah pernah ada kasus serupa di tahun 90-an,toh waktu itu tidak seheboh ini....saya heran kenapa masalah ini dibesar-besarkan..bla-bla-bla " (Lalu dia menjelaskan secara bertele-tele hal hal yang terjadi di masa silam supaya pendengarnya bosan dan akhirnya habis kesabaran kemudian habis perhatian terhadap dia.)
Strategi lainnya adalah strategi bertahan dengan cara menyerang balik. Misalnya saja dia akan menjawab," Anda menyatakan bahwa pimpinan partai saya tidak berintegritas, tapi apakah anda yakin bahwa pimpinan partai XY yang dekat dengan anda itu benar-benar "bersih" ? Bukankah 3 tahun lalu dia kena issue perselingkuhan dengan seorang artis? Kenapa anda juga tidak mempertanyakan tentang Sekretaris Partai AB yang beberapa hari lalu sempat dipanggil KPK?"
Jadi,tekanan kedua pada seorang politisi adalah ia terpaksa "berselingkuh" dengan kepentingan elit partai atau penguasa (pada saat yang sama : ia menelantarkan aspirasi rakyat) serta harus menutup-nutupi kebobrokan/kebodohan rekan-rekannya se-partai. Kekompakan dalam organisasi partai harus dipertahankan walaupun untuk itu mereka harus terus menerus membohongi rakyat yang memilihnya.Â
Apalah artinya persatuan yang didasarkan pada ketidakjujuran dan penghianatan terhadap kepercayaan yang diberikan masyarakat? Ini namanya Kompak dalam Ke-ambyrar-an dan Ambyar dalam Kekompakan. Hasilnya? Kita akan tahu jawabannya pada tulisan saya berikutnya. TO BE CONTINUED. Â Penulis : Brillianto Rinkesa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H