Balai Diklat Keuangan bukan Badan Diklat Keuangan
Ini sangat memalukan, bagaimana mereka bisa mengerti tentang hal yang mereka bidangi jika kemudian tentang organisasinya saja tidak paham. Sebenarnya pihak Balai Diklat berhak menolak karena salah penulisan nama kantor, karena jelas ini sangat fatal.
Disaat memberikan sambutan, saya juga mendengar penyebutan yang salah tersebut. Ternyata para Dewan tidak membaca nama kantor yang tertulis besar di depan gerbang, atau mungkin mereka merasa sudah benar. Entahlah.
Kunjungan kurang dari 30 Menit
Jadwal kunjungan mereka sebenarnya satu jam. Namun baru sekitar 20 menit mereka sudah kembali lagi ke bus. Saya juga tidak menyangka, akan secepat itu. Mungkin jika tidak memberikan sambutan pada kami akan berlangsung lebih cepat lagi.
“Mereka saja sampai lupa jika ada penanaman pohon secara simbolik. Kalau tidak di ingatkan mungkin sudah lupa. Mana minta di payungi segala.” Ungkap salah seorang pegawai BDK Pontianak.
“Kunjungan mereka di Kalimantan Barat 5 hari, namun sebenarnya Selasa siang sudah selesai. Sisanya acara internal katanya.” Tandas seorang pegawai yang mengawal kegiatan kunjungan tersebut.
Saya melihat sebuah kebanggaan dimata para anggota Dewan yang datang pagi itu. Entah Karena mereka membidangi keuangan atau karena alasan lain, saya juga kurang paham. Ada banyak yang dapat saya tangkap dari sambutan yang di berikan, salah satunya adalah “kami berkunjung kesini untuk melihat realisasi pembangunan di daerah. Kami kami ini yang menyusun RAPBN yang kemudian dapat disahkan menjadi APBN, ada Professor, ada Doktor, ada pula para senior.”
Menurut saya, bagaimana bisa mereka merencanakan sebuah anggaran jika mereka saja tidak melihat keadaan riil dilapangan. Kunjungan yang mereka lakukan tidak akan dapat menyimpulkan provinsi Kalimantan barat, bahkan mungkin hanya 5% saja yang mereka lihat.
Sebelum para rombongan pergi, ada seorang anggota dewan yang mengatakan “ini nih, Pak Sukiman, dari dapil Kalimantan barat. Saya ….. dari fraksi PKS.” Pernyataan ini yang kemudian menuai respon yang kurang baik dari teman teman, sebab untuk apa juga beliau berkampanye disini.
Saya jadi ingat lagunya om Iwan Fals, “Wakil Rakyat seharusnya merakyat, jangan tidur waktu sidang soal rakyat. Wakil Rakyat bukan paduan suara, hanya tahu nyanyian lagu Setuju.”