Mohon tunggu...
Khoiril Basyar
Khoiril Basyar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Terus belajar untuk memberi manfaat kepada sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Work Life Balance

27 Juni 2016   13:42 Diperbarui: 27 Juni 2016   13:58 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Work Life Balance. ilustrasi www.123rf.com

Jika hidup hanya untuk mati, maka kehidupan kita tidak akan bermakna. Bukankah kita masih punya kehidupan lagi setelah ini?Kehidupan yang kita harapkan bisa lebih baik. Namun bagaimana caranya agar kita bisa mencapainya? Mencapai kebahagiaan sejati yang tidak hanya berlandaskan pada harta dan tahta. Mungkin kita sering memikirkan esok akan seperti apa, harus bagaimana, namun kita sering lupa akan hakiakat manusia yang harus kembali pada Rabb-Nya.

Konsep Rizki

Tuhan telah menggariskan Hidup, Mati, Jodoh dan Rizki setiap manusia. Namun ada banyak cara untuk mencapai dan mengubahnya. Kalau seingat saya, manusia akan mencapai kepuasannya jika gaji per bulan telah mencapai Rp 60 Juta. Itu bukan jumlah yang sedikit bukan? Namun jika kita sudah mencapainya maka kita tidak akan lagi mengejar gaji ataupun harta yang berlebihan. Disisi lain masih banyak orang yang terus berambisi memperkaya dirinya.

Jika kita beramal dan berinfaq atas rizki tersebut, niscahya tuhan akan melipatgandakan untuk kita. Tuhan juga dapat memberi rizki dari arah yang tidak disangka sangka. Jadi sebenarnya kita hanya perlu mendekatkan diri lagi pada Tuhan sebab jika kita semakin mendekat maka segala hajat kita juga akan di dekatkan.

Ikhlas

Kata yang sangat mudah diucapkan namun sangat sulit dilakukan. Spiritual yang tinggi memiliki tingkat keikhlasan yang tinggi pula, sebab jika ikhlas tersebut masih terucap di lisan maka itu pertanda bahwa kita sebenarnya belum mengikhlaskannya. Ada banyak kondisi dimana kita harus ikhlas dalam menghadapinya. Seperti bekerja, jika kita lakukan dengan ikhlas maka hasilnya juga pasti akan baik namun jika dilakukan dengan setengah hati pasti aka nada banyak hambatan yang menghampiri. Bukankah bekerja termasuk kedalam ibadah? Jadi kenapa kita masih setengah hati dalam mengerjakannya? Asalkan pekerjaan itu Halal, saya yakin hasilnya juga akan baik.

Syukur

Kadang kita lupa untuk bersyukur terhadap nikmat tuhan yang sudah lama kita rasakan. Kesehatan, keluarga, fisik, adalah nikmat yang sering kita dapatkan namun kita jarang sekali mensyukurinya. Dalam hal pekerjaan, gaji tinggi selalu dikejar namun sering kali kita melupakan bahwa gaji tinggi bukanlah jaminan kebahagiaan. Ada orang yang gajinya Rp 10 Juta perbulan, dan ia masih saja merasa kurang. Namun ada yang gajinya Rp 5 Juta perbulan dan masih dapat menyisihkan uangnya untuk ditabung. Jadi bukan seberapa banyak yang kita dapatkan namun seberapa sering kita bersyukur akan nikmat yang kita terima. Jika kita sudah mampu bersyukur niscahya nikmat yang kita terima akan terus bertambah.

Terakhir, jangan lupa untuk selalu tersenyum dan tertawa. Karena senyum dan tawa adalah obat yang paling berharga. Tapi ingat, senyum dan tawa juga ada dosisnya. Sebesar apapun ruang yang Tuhan berikan kepada kita, akan terasa sempit jika tanpa doa dan rasa syukur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun