Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sang Pelayan Kebaikan

24 Agustus 2022   07:34 Diperbarui: 24 Agustus 2022   07:37 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sang pelayan kebaikan (sumber: myrobin.id)

Melihat sang koki bersantai ria, Cindy bingung. "Tidakkah kau menyiapkan puding stroberi? Bukankah pesanannya sudah kuberikan?"

Sang koki menutup mulut, "Ah, aku lupa memberitahu. Stroberinya habis. Tolong beritahu ke depan."

Cindy melenguh. "Dan jangan lupa minta maaf." ujar sang koki dan Johnny kompak, diikuti dengan tawa mengejek.

Cindy keluar dengan tampang bersalah. Tersenyum kecut, ia meminta maaf kepada Angga.

"Maaf, pak, untuk pudding stroberinya, kafe ini sedang kosong. Mungkin bapak berkenan untuk memesan hidangan penutup lainnya? Es krim macchiato ini andalan kami juga."

Angga mengernyit. Kemudian ia mengangguk. "Ya, boleh, miss."

Cindy kembali ke belakang untuk mendapatkan jawaban yang lagi - lagi tidak menyenangkan. Es krim ini juga habis. Mukanya memerah karena malu. Sekarang ia bahkan berpikir bahwa koki pun sedang mengerjainya.

"Ya, cek saja sendiri kulkas kedua itu. Di situ persediaan hidangan penutup disimpan. Lihat. Kosong, bukan? Mengapa? Karena kafe ini sepi pengunjung, sepi juga yang memesan pencuci mulut. Jadi untuk apa menyimpan sesuatu yang akan basi dua - tiga hari ke depan, sedangkan tidak ada pembelinya? Mikirrr..."

Koki yang meradang membuat amarah Cindy mereda. Ia tidak tahu lagi apa yang harus dikatakan pada Pak Angga di depan sana. Ia tidak sanggup untuk menahan malu. Bahkan sekarang ia berpikir untuk berhenti dari pekerjaannya. Air mata mulai menetes.

"Cup, cup, cup... jangan menangis, sayang. Kalau kau menangis, apa harus saya yang menyampaikan excuse pada pelanggan di depan sana? Kan tidak mungkin. Itu adalah tugasmu, sayang."

Kata -- kata penghiburan dari Johnny sebenarnya tidak membantu sama sekali. Tapi ia benar. Ia tetap harus menghadapi Pak Angga. Menghapus air matanya seadanya, membersihkan muka seadanya, Cindy bersiap menuju keluar lagi. Ia membenarkan rompi pelayannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun