"Ya, ya, aku tahu siapa diri -- Nya, Loatheus. Aku pernah mengikuti salah satu khotbah -- Nya dan ia benar -- benar mengatakan kebenaran. Ia adalah sosok yang pintar. Seharusnya Front Rakyat Yudea menguji diri -- Nya, bukan kita."
Aku tertawa, "Tidakkah kau tahu beberapa kali muka mereka tercoreng oleh ucapan orang ini? Bahkan tidak tanggung -- tanggung, tingkat tertinggi dari pemegang hukum Yahudi, para mazhab Farisi, juga tidak berkutik di hadapan -- Nya."
Hansel tiba -- tiba tersenyum picik, "Aku tahu, Loatheus, bagaimana jika kita melakukan hal yang sama yang dilakukan oleh Front Rakyat Yahudi kepada kita? Kita uji orang bernama Yesus ini, apakah kau setuju?"
Tidak, aku tidak setuju. "Orang ini berbeda, Hansel. Ia benar -- benar memiliki hikmat dari surga. Jangan mempermalukan dirimu sendiri. Aku takut orang Yudea akan menganggapmu rendah dan berpengaruh pada nama baikmu kelak."
"Ah, kau ini. Apa artinya peringkat tertinggi yang kau sandang? Jangan takut, aku yakin kepintaran kita masih di atas -- Nya."
Aku masih ingin menyanggah temanku itu, tapi ia sudah setengah berlari mendatangi kerumunan. Melihat Hansel mendekat, orang bernama Yesus itu berhenti dan menunggu. Wajahnya menampilkan sebuah senyum menenangkan. Aku berada di belakang Hansel ketika ia bertanya kepada Yesus.
"Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
Jawab Yesus, "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yan baik selain dari pada Allah saja. Engkau mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayah dan ibumu!"
Hansel membalasnya, "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku."
Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata, "Hanya satu lagi kekuranganmu. Pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang -- orang misikin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku."
Mendengar perkataan itu, Hansel menjadi kecewa, lalu mengundurkan diri meninggalkan kerumunan. Aku paham ini karena ia memiliki banyak harta, sama sepertiku. Aku pun dikecewakan dengan jawaban Yesus, tapi aku ingin mendengar kelanjutannya.