Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Angin Ribut

10 Agustus 2021   19:01 Diperbarui: 10 Agustus 2021   19:26 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah suara lembut menyapaku. Aku melihat ke samping. Aku mengenalnya.

"Kau mimpi buruk lagi, ya? Tenanglah, semua akan baik -- baik saja."

Aku menarik napas panjang. Delima memegang tanganku. Kusadari keringat membasahi sekujur tubuhku.

"Kita tidur lagi, ya, sayang?" ujar Delima menyandarkan kepalanya di bahuku, lalu memejamkan mata.

Kembali aku menghela napas. Semuanya hanya mimpi belaka. Tidak ada Jax. Tidak ada Khasmi Village. Tidak ada Emily. Yang ada di sampingku adalah Delima, istriku yang tercinta. Lagipula namaku bukanlah Dexter, melainkan Andika Sutomo.

Huh, ada -- ada saja.

Aku membaringkan diri dan menatap langit -- langit. Yang lebih penting, tidak ada benda yang bernama angin ribut. Kupejamkan mata berusaha mengingat angin ribut itu. Di mimpiku sepertinya melewati angin ribut itu sangat sulit. Padahal, ketika aku mengingat cicilan rumah, cicilan mobil, amarah pak bos, tekanan mertua yang ingin cucu, semua itu jauh lebih sulit. Ketika kurenungkan kembali, melewati angin ribut itu bukan apa -- apa dibanding permasalahan hidupku ini.

Aku hanya bisa tersenyum. Berusaha memejamkan mata untuk kembali lagi menuju Khasmi Village. Hahaha, mana mungkin bisa kembali ke mimpi yang sama? Andika Sutomo, kau terlalu banyak bermain game!

Aku membuka mata dan menyaksikan bahwa Gatling Gun sudah tergenggam di tangan kananku. Jauh di depan, aku melihat tebing yang familiar. Dan di depannya, aku menyaksikan rintangan yang kuhadapi sebelumnya. Aku hanya tertawa lebar.

Jax turun dari pundakku dan mengernyit, "Ada apa, Dexter? Mengapa kau tertawa?"

"Bukan apa -- apa, Jax. Tapi aku senang berada di sini. Lihat angin ribut di sana itu? Kita akan menaklukkan angin bodoh itu! Lihat saja!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun