Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pengampunan

3 Oktober 2020   09:51 Diperbarui: 3 Oktober 2020   10:00 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak bos mengangguk. Namun ia ternyata belum selesai. Dari bawah laci mejanya, ia kembali menaikkan sebuah dokumen.

"Ini adalah entry -- entry yang akan dikerjakan oleh subkon - subkon kita. Tidak banyak, kok. Hanya empat puluh lima subkon. Tiap subkonnya ada seratus list entry. Kamu bisa masukkan ke dalam daftar tunggu, bukan?"

Hati Dina mencelos. Berat rasanya mendengar perkataan pak bos. Sepertinya ia akan pingsan sebentar lagi. Wajahnya bergetar. Ia menyadari bahwa air matanya sudah tumpah ke pipinya.

"Pak, tolonglah. Saya tidak sanggup lagi, pak. Saya tidak sanggup mengerjakan semua tugas ini. Ini terlalu banyak. Saya sudah lelah."

Pak bos mengangguk. Ia menyingkirkan semua berkas yang berada di hadapannya. "Saya akan memberikan kamu kebebasan, jika dan hanya jika, kamu menemani saya di rumah pada malam ini."

Dina terdiam. Kini seluruh tubuhnya bergetar. Ternyata semua ini hanyalah plot yang dibuat oleh pak bos. Ia sudah berencana untuk menodainya, menjadikannya seorang selingkuhan. Dina tahu pak bos sudah beristri dan beranak tiga. Oleh karena itu, ia menolaknya sekuat tenaga.

"Tidak, pak, tidak bisa. Saya tahu bapak sudah beristri dan beranak. Saya tidak bisa menemani bapak."

"Istri saya sedang berada di rumah kakaknya, juga anak -- anak saya. Mereka sedang liburan. Bagaimana, Dina? Saya tahu kamu tinggal di kosan sendiri. Bukankah lebih baik jika ada yang menemani? Tentang pekerjaan ini, bisa dilanjutkan besok."

"Tidak, pak. Saya tidak bisa. Apa maksud bapak dengan menemani?"

Pak bos tertawa basa - basi mendengar pertanyaan Dina. "Apakah kamu berpikir bahwa saya ingin berhubungan intim denganmu? Hahaha. Tentu saja tidak, Dina. Saya hanya sedikit kesepian. Kamu bisa menemani saya dinner malam ini, tentunya dengan menu terkenal ala chef Parisien. Lalu kita bisa bersantai di sofa dan menonton netflix, atau minum wine di teras dan memandangi bintang malam. Setelahnya kamu boleh pulang. Dan kamu tahu apa? Besok saya sebenarnya mempertimbangkan untuk menaikkan gaji kamu. Bagaimana, Dina, tertarik?"

Sebenarnya tidak ada yang salah untuk menikmati tawaran pak bos. Semuanya menyenangkan. Dina bisa bersantai dan merelaksasikan diri. Otot -- ototnya sudah lelah, ia butuh peregangan. Apalagi pak bos berjanji bahwa Dina boleh pulang malam itu juga. Ia juga berjanji tidak akan macam -- macam. Di dalam hati, Dina sudah membayangkan mungkin pak bos memiliki bath tub besar yang diisi oleh busa dan air panas, sehingga ia bisa bersantai di dalamnya. Tapi...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun