Aku dan kakakku, bagaikan rusa dan kijang di masa muda kami.
Aku mengenalnya, ia tidak akan menyerah sampai akhir hayatnya.
Salah satu dari kami harus mati.
Aku menyesalinya, siang dan malam.
Haruskah hidupnya berakhir di tanganku?
Apakah menghadap nirwana adalah jalan satu -- satunya?
Semoga tidak.
Namun ayahku telah bersabda: kami adalah Sriwijaya.
Kami adalah besar, akan terus besar.
Aku menatap biru sungai.
Aku akan menepati janjiku kepada sang rakai.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!