Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pramodawardhani 1 [Novel Nusa ANtara]

13 Desember 2018   15:45 Diperbarui: 13 Desember 2018   15:51 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Tara melengos, "Aku mengerti, Kak. Aku memang tidak ada apa -- apanya dibanding para penjudi pintar itu. Coba menurut kakak, apakah halaman tiga cukup tinggi?" Tara mengakhiri kalimat itu dengan senyuman dan tatapan penuh harap.

"Segala sesuatu yang berawalan dengan kata judi tidak pernah menghasilkan sesuatu yang baik." jawab Pramoda.

"Baiklah, terserah kakak. Tapi aku tidak akan berhenti hingga mencapai halaman tertinggi. Aku akan mengalahkan sang legenda itu, Joko Kikir, yang sudah bertahan di tempat pertama sampai tiga bulan. Aku akan mengalahkannya. Titik."

Pramodawardhani pernah mendengarnya. Sang legenda. Pemegang rekor judi kertas bergambar di Pasar Kliwon dengan waktu berbulan -- bulan. Satu -- satunya saat dia lengser dari puncak adalah ketika ia menderita sakit kulit. Alasan yang konyol.

"Kak, aku ingin bertanya sesuatu. Ini serius, kak" muka Tara berubah menjadi serius. Taukah kau, dik, pada saat serius pun muka itu begitu cantik.

"Apa benar paman Balaputradewa akan datang ke tanah Jawa, kak?"

Pramoda sebenarnya tidak ingin membicarakan isu yang sedang berkembang. Namun, ia merasa harus menjelaskan. "Benar, dik, seminggu lagi Balaputradewa akan datang bersama pasukan pengawalnya untuk membawa pesan dari Raja Sriwijaya Rakai Warak, atau kakek kita, Samagrawira. Kita sedang menantikan rombongan kapal laut besar untuk berlabuh di Pelabuhan Kalingga di utara. Kita belum tahu apa yang akan disampaikan oleh paman kita yang gagah berani itu."

Belum sempat Pramodawardhani melanjutkan, sebuah suara menyela di tengah -- tengah percakapan.

"Segala sesuatu sudah dipersiapkan, Putri Tara, kalian tidak perlu khawatir."

Pramodawardhani menoleh ke sumber suara. Mpu Galuh berada di tepi jembatan yang membelah kolam utama. Berjalan pelan, ia melangkah menuju kedua tuan putri. Di belakangnya, dengan sedikit membungkuk adalah Anwarudin, penjaga taman sekaligus perawat dari berbagai jenis tanaman yang berada di Taman Anyelir. Berusia lima tahun di bawah Pramoda, ia berasal dari jalanan ketika raja dan Mpu Galuh mengenal bakatnya saat kontes bercocok tanam diadakan. Adiknya, Solehudin, sekarang menjadi penanggung jawab Kali Riak, tempat pemandian para penghuni istana.

"Mpu Galuh, sejak kapan kau bisa berada di sini? Kami tidak melihatmu." Pramoda masih sedikit terkejut kehadiran Mpu Galuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun