Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rakai Pikatan 1 (Novel Nusa Antara)

12 Desember 2018   08:26 Diperbarui: 12 Desember 2018   08:41 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Rakai Pikatan tidak memperhatikan sekelilingnya ketika memasuki istana dan kini tampaklah sang raja sedang duduk di singgasana kerajaan, sementara di belakangnya berdiri Mpu Galuh, pembantu raja dan pemimpin kaum cendekiawan. Samaratungga, sang Raja Edan.

"Baik, paduka." Rakai Pikatan menyahut.

"Aku merasa kau belum layak untuk jadi penerusku. Mpu macam apa yang tidak melihat kehadiran raja di singgasana istana?" nada raja terdengar prihatin saat Rakai Pikatan mendekat dan bersujud di hadapan raja.

"Hamba mohon maaf, yang mulia. Kami baru saja melalui perjalanan panjang dari Candi Plaosan dan hamba ingin bertanya kepada tuan putri apakah ia kelelahan." jawab Rakai Pikatan sedikit ketakutan.

"Kau pikir aku bodoh? Apakah bantal pada kereta istana kurang empuk sehingga Pramoda kesakitan sepanjang perjalanan? Sudah berapa kali kau menemani putri pada perjalanan sembahyang? Aku mengerti bahwa kau tertarik padanya, namun aku mengharapkan kesiagaan dan kesigapan dari seseorang yang akan menjadi penerusku." tanggap raja.

Penuh kegentaran, Rakai Pikatan menjawab, "Hamba mohon maaf, yang mulia".

Raja beringgas dari kursi istana dan berjalan menuju kursi yang diduduki oleh Pramodawardhani serta memberikan isyarat kepada Rakai Pikatan untuk mengikutinya. Sang pemuda dan Mpu Galuh mengikutinya dari belakang.

Sembari menatap keluar jendela yang berada di belakang kursi tuan putri, sang raja bersabda. Nampaknya ia ingin pembicaraan didengarkan oleh Pramodawardhani. Sementara itu di luar jendela yang menghadap ke arah timur istana terlihat pasukan pengawal sedang melakukan latihan bela diri.

"Tujuh hari lagi, kira -- kira pada waktu ini, adikku akan datang dari Palembang dengan membawa pesan Rakai Warak, Samagrawira. Kabar ini disampaikan oleh seorang pembawa berita dari Kerajaan Sriwijaya. Sekarang ia sedang beristirahat di pendopo tamu. Sudah kurang lebih dua puluh lima tahun aku tidak pernah bertemu dengan Balaputeradewa dan ayahku Samagrawira, dan kini Balaputradewa akan datang berkunjung ke tanah Jawa. Ia memang pernah tinggal di kerajaan ini selama tiga tahun bersama Raja Samagrawira, sebelum mereka kembali ke Palembang untuk mengisi kekosongan pemerintahan Sriwijaya setelah Dharanindra mangkat."

Wajah raja menunjukkan ekspresi sedih. "Kerajaan Medang telah didirikan dan menjadi tatanan pemerintahan sendiri ketika Dharanindra memerintahkan Rakai Warak untuk melakukan perluasan ke daerah Jawa Tengah tiga puluh tahun yang lalu. Kami berhasil menanamkan pengaruh Wangsa Syailendra di tanah Jawa ini. Kau tahu, begitu sulit untuk menyatukan berbagai macam kerajaan kecil di tanah Jawa ini. Butuh tenaga besar dalam menyatukan Dieng, Kalingga, bahkan Prambanan sendiri. Ayahku sendiri bahkan tidak menyangka bahwa kami dapat berkembang menjadi kerajaan besar."

"Aku berharap kedatangan Balaputradewa tidak membawa berita buruk. Namun, segala antisipasi harus dilakukan." Raja berhenti sebentar, lalu melanjutkan sembari menatap Rakai Pikatan, "Aku tahu kau baru saja diangkat menjadi seorang rakai. Namun aku sangat berharap kau tidak meninggalkan segala kewajibanmu. Jika Kerajaan Sriwijaya bermaksud buruk, aku ingin kau dengan segenap hati melindungi seisi kerajaan ini, terutama buah hatiku ini. Aku tidak ingin kau menjadi seseorang yang lemah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun