Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Peace, A Future and A Hope (Yeremia 29:11)

8 Maret 2024   01:03 Diperbarui: 9 Maret 2024   21:54 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan demikian, hari depan yang penuh harapan adalah akhir yang membahagiakan dari penderitaan panjang bangsa Yehuda yaitu dengan dibebaskannya mereka dari Babel, namun mereka harus memiliki harapan untuk menunggu dengan sabar sampai waktu yang ditentukan Tuhan tiba. Dan rekonsiliasi dengan Tuhan itulah jalan satu-satunya agar umat mendapatkan damai sejahtera sebelum mereka dibebaskan dari kekuasaan Babel. Bebas dari hukuman Tuhan terlebih dahulu barulah bebas dari tawanan manusia.

Demikianlah dengan kita hari ini. Kita harus belajar untuk membedakan antara penderitaan karena ujian dari Tuhan dan penderitaan karena dosa. Penderitaan karena ujian dari Tuhan bertujuan agar kita mengenal, mengasihi dan setia kepada Dia tanpa syarat. Sedangkan penderitaan karena dosa pasti membawa kita pada kehancuran total dan kehilangan persekutuan dengan Tuhan. Namun kabar baiknya ialah Kristus telah menjadi jalan pendamaian bagi kita yang berdosa dengan Allah dalam darah-Nya sehingga kita dibenarkan oleh kasih karunia, dan kita hanya perlu memiliki iman kepada Kristus Yesus itu (Roma 3:23-30). 

Kita tidak perlu menunggu tujuh puluh tahun untuk dibebaskan dari dosa, tapi saat ini juga: "Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan" (Roma 10:13). Dan nama Tuhan yang dimaksud ialah Yesus (Roma 10:9).

Dan kebenarannya bagi kita umat Perjanjian Baru ialah kita yang beriman kepada Yesus Kristus, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah (Roma 5:1). Bukan itu saja, dalam kasih karunia kita pun bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah (Roma 5:2). 

Tadinya kita yang berdosa telah kehilangan kemuliaan Allah dan terancam hukuman mati, tetapi di dalam Kristus kita telah dibenarkan, kita telah menerima damai sejahtera dan di masa depan kita akan menerima kemuliaan Allah. Akhirnya dalam iman, pengharapan dan kasih kita akan melihat Dia muka dengan muka (1 Korintus 13:12-13; Wahyu 22:4). Amin, Tuhan Yesus memberkati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun