Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mau Diberi atau Diambil oleh Tuhan? (Lukas 19:26)

7 Maret 2023   16:02 Diperbarui: 7 Maret 2023   16:03 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: sebuah gereja dengan altar yang indah. Sumber: Unsplash / Josh Eckstein

Jawabnya: Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya. (Lukas 19:26)

kompasianer yang terkasih, perumpamaan tentang uang mina mirip dengan perumpamaan tentang talenta dalam Matius 25:14-30. Untuk memahami perumpamaan ini kita harus tahu bahwa Yesus memakai cerita ini berdasarkan kenyataan kondisi pada saat itu.

Palestina dan sekitarnya pada waktu itu diperintah oleh raja Herodes Agung yang terkenal kejam. Oleh karena itu, ketika Herodes Agung wafat, maka rakyat menolak raja pengganti yaitu anaknya yang bernama Archelaeus.

Palestina yang berada di bawah kekuasaan emporium Romawi mengharuskan calon raja pengganti untuk menghadap Kaisar Agustus di Roma demi mendapatkan restu. Nah, ketika Archelaeus berangkat ke Roma, maka orang-orang Yahudi mengirim utusan menghadap Kaisar untuk menyatakan penolakan mereka atas Archelaeus.

Peristiwa inilah yang dipakai oleh Yesus untuk menjelaskan kepada murid-murid dan pengikut-Nya yang saat itu sangat mengharapkan Yesus sebagai Raja Israel untuk membebaskan mereka dari penjajahan Romawi.

Mengapa begitu? Karena mereka melihat tanda-tanda kemesiasan yang dinubuatkan para nabi ada pada diri Yesus. Hanya sayangnya, mereka salah mengartikan maksud dari kedatangan Mesias yang sebenarnya bagi Israel.

Di ayat 12 dan 14, Yesus menyampaikan perumpamaan tentang diri-Nya yang akan pergi ke Yerusalem untuk dinobatkan sebagai Raja atas segala raja dan suatu hari Ia akan kembali lagi. Namun, orang Yahudi menolak Yesus karena Ia bukan pembebas Israel dari penjajahan Romawi.

Orang Yaudi tidak memahami, bahwa Yesus datang untuk membebaskan umat manusia melalui Israel dari hal yang lebih penting bagi Allah daripada penjajahan Romawi yaitu penjajahan Iblis atas manusia dengan kuasa dosanya. Setelah kebangkitan Yesus dan naiknya Ia ke sorga, maka ada janji bahwa Yesus akan datang kembali (Kisah Para Rasul 1:9-11).

Kembali ke perumpamaan. Di ayat 13, sang tuan memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan masing-masing uang satu mina untuk mereka kelola sampai ia kembali. Dalam zaman Perjanjian Baru mina adalah mata uang yang seharga 100 dinar (Kamus Alkitab).

Jelaslah, bahwa sang tuan sedang menguji mereka. Ia tidak hanya memberikan modal, tetapi yang terpenting adalah kepercayaan kepada hamba-hambanya itu, dan bagi hamba-hamba tersebut tuntutannya adalah tanggung jawab dari apa yang telah dipercayakan kepada mereka (ayat 15-21).

Dari kesepuluh orang hamba tadi, ada tiga tipe orang yang percaya kepada Yesus yang memberdayakan kasih karunia yang diterimanya dari Allah seperti di dalam perumpamaan tersebut. Mari kita perhatikan satu per satu maknanya.

1. Orang yang dengan segenap hati dan dengan segenap akal budinya memberi dirinya untuk melaksanakan kehendak Allah (ayat 16)

Ia kemudian diberikan kepercayaan lebih oleh sang tuan sesuai dengan keberhasilannya (ayat 17). Ukuran keberhasilannya sederhana saja yaitu baik dan setia, tetapi dampak yang dihasilkannya luar biasa: satu mina menghasilkan sepuluh kota!

2. Orang yang belum menyerahkan seluruh hidupnya dan belum sepenuhnya melakukan kehendak Allah (ayat 18)

Ia pun diberikan kepercayaan lebih sesuai dengan keberhasilannya (ayat 19). Kepadanya diberikan lima kota. Lumayanlah, satu mina menghasilkan lima kota.

3. Orang yang percaya kepada Yesus, tapi tidak mau melakukan kehendak Allah (ayat 20-21)

Inilah tipe jemaat yang suka beralasan untuk membenarkan diri. Akibatnya, ia tidak diberikan hadiah, tetapi karunia yang ada padanya diambil dan diberikan kepada hamba yang pertama.

Implikasinya adalah upah yang didapat bukanlah upah duniawi, bukan yang materi. Tetapi kepercayaan yang lebih besar demi kepentingan sang tuan, bukan demi kepentingan sang hamba. Contohnya dalam keseharian umat Kristen: gembala yang melayani jemaat itu sebuah pengabdian, bukan jasa. Atau orang tua yang melayani anak-anaknya, itu juga sebuah pengabdian, bukan jasa.

Dari tiga tipe orang yang percaya kepada Yesus, tipe nomor berapakah Kompasianer dan saya? Yuk belajar, meskipun yang ada pada kita kelihatannya kecil, tapi kalau kita mengerjakannya dengan iman dan ketulusan hati, maka dampaknya pasti besar. Jangan pernah menganggap remeh hal-hal kecil yang Tuhan percayakan kepada kita.

Demikianlah pelajaran Alkitab dan renungan pada hari ini. Sampai jumpa pada tulisan berikutnya, Tuhan Yesus memberkati. Haleluyah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun