Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Setia dan Jujur dalam Perkara-Perkara yang Kecil (Lukas 16:10)

10 Februari 2023   23:54 Diperbarui: 11 Februari 2023   19:17 1619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, saya ditugaskan untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak berkaitan dengan pelayanan mimbar seperti: membersihkan kolam ikan, mengantar pengerja-pengerja perempuan ke pasar, mengambil galon-galon air minum, menyapu dan mengepel gereja, dan mengangkat pasir untuk pembangunan pastori. Membezuk dan mendoakan jemaat yang sakit, itulah pelayanan gerejawi saya.

Tiga bulan sebelum masa tugas saya berakhir, saya mendapat kesempatan sebagai pelayanan mimbar. Saya ditugaskan di sebuah desa yang belum ada listrik dengan jalannya yang offroad, akses ke jalan raya yang ada angkutan umum harus dengan berjalan kaki sejauh tiga kilometer. Saya melayani sebagai gembala sementara karena gembala jemaat gereja itu pulang kampung untuk menikah.

Setelah tugas praktik di Malang, saya ditarik gereja asal saya di Jakarta Selatan untuk membantu di situ. Saya melayani selama satu setengah tahun lagi. Tugas saya adalah sebagai pemain musik (drumer), membezuk jemaat, menulis dan mencetak warta jemaat, dan berkhotbah di ibadah pemuda remaja dan di ibadah syukur jemaat.

Pada tahun 2004, saya menjadi pengerja pada seorang gembala yang mempunyai dua gereja lokal: di Jakarta Selatan (ibadah pagi) dan di Jakarta Barat (ibadah sore). Di situ, saya melayani selama tujuh tahun. Tugas saya lebih fokus ke pelayanan pastoral seperti: khotbah di hari Minggu dan di Komisi-Komisi Jemaat, membezuk jemaat, pelayanan baptisan air, dan konseling pernikahan.

Pada tahun 2011, gembala merekomendasikan saya ke Majelis Wilayah Jakarta Selatan dan dilanjutkan ke Majelis Daerah DKI Jakarta untuk dilantik menjadi gembala jemaat. Jadi, tepat sepuluh tahun setelah lulus dari Sekolah Alkitab saya ditetapkan sebagai gembala jemaat. Sepuluh tahun saya menjalani proses dan pembelajaran kepemimpinan melalui didikan tiga orang gembala yang berbeda.

Sebetulnya, dalam perjalanan sepuluh tahun itu ada tawaran-tawaran kepada saya untuk "potong kompas" dari teman-teman seangkatan dan dari sinode gereja yang lain. Mereka menawarkan jalan pintas untuk menjadi seorang gembala tanpa saya harus berlama-lama berpraktik sebagai pengerja. Namun, saya terus menerus menolak karena saya memegang teguh ajaran Tuhan Yesus.

Saya bersedia dan rela menjadi pengerja selama sepuluh tahun karena saya percaya waktu dan caranya Tuhan adalah yang terbaik. Mendapat gelar Pendeta pun saya mengikuti aturan yang berlaku di sinode kami. Dari jenjang Pendeta Pembantu (Pdp, 2003), Pendeta Muda (Pdm, 2007), dan Pendeta (Pdt, 2012) saya dapatkan setelah sebelas tahun saya melayani.

Saya menolak jalan pintas untuk mendapatkan semuanya itu. Dan sekarang, saya menikmati pelayanan sebagai gembala jemaat, penginjil melalui vlog dan audio di berbagai platform, dan penulis di Kompasiana. Dari pelayanan yang sepele, saya berlaku setia dan jujur kepada Tuhan, gembala, pimpinan sinode, dan jemaat yang saya layani, maka saya bersyukur ketika sekarang dipercayakan Tuhan pelayanan yang lebih besar. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun