Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Perjuangan yang Sukses (Pelajaran dari Perempuan Siro-Fenisia)

4 Januari 2023   22:46 Diperbarui: 4 Januari 2023   22:48 5997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah diminta oleh murid-murid-Nya agar ibu itu diusir, barulah Yesus menjawab si ibu. Itu berarti, Yesus ingin si ibu tetap di situ; ia sedang diuji oleh Yesus. Dan Yesus pun menjawab: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." (Matius 15:24)

Ketiga, si ibu tersungkur di depan kaki Yesus (Markus 7:25). Dalam Matius 15:25, dikatakan ia mendekat dan menyembah Yesus sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." Ia masih berharap Yesus akan menolongnya. Namun, Yesus belum selesai mengujinya.

Ketika Yesus mengatakan yang tertulis di Matius 15:26, Ia sedang menyatakan prioritas-Nya, yakni Israel akan menerima anugerah keselamatan yang pertama, kemudian bangsa-bangsa lain akan menerimanya juga (bandingkan Yohanes 4:22). Anjing akan mendapatkan roti yang sama setelah anak-anak menerimanya terlebih dahulu.

Keempat, ibu itu mengerti maksud Yesus, ia tidak menolak, tetapi menerimanya dengan berkata di Matius 15:27 yang dapat diartikan: "Benar Tuhan, namun bangsa non Yahudi pun akan diselamatkan oleh Tuhan." Dan Markus 7:28 lebih tajam lagi mengartikannya: "Benar Tuhan. Tetapi bangsa non Yahudi akan menerima keselamatan yang ditolak oleh bangsa Yahudi."

Inilah iman yang menembus hati Yesus! Dan Yesus pun langsung meresponnya dengan berkata: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki." (Matius 15:28) Jadi, di sini kunci kesuksesan dari ibu Siro-Fenisia adalah iman, pantang menyerah, dan rendah hati. Apa yang mustahil bagi manusia, telah dinyatakan mungkin oleh Tuhan.

Demikian pelajaran Alkitab dan renungan pada hari ini, di awal tahun 2023. Sampai jumpa pada tulisan berikutnya, Tuhan Yesus memberkati. Haleluyah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun