"Setelah Musa menyampaikan perkataan ini kepada semua orang Israel, maka berkabunglah bangsa itu dengan sangat. Dan keesokan harinya bangunlah mereka pagi-pagi hendak naik ke puncak gunung sambil berkata: "Sekarang kita hendak maju ke negeri yang difirmankan TUHAN itu; memang kita telah berbuat dosa." Tetapi kata Musa: "Mengapakah kamu hendak melanggar titah TUHAN? Hal itu tidak akan berhasil. Janganlah maju, sebab TUHAN tidak ada di tengah-tengahmu, supaya jangan kamu dikalahkan oleh musuhmu, sebab orang Amalek dan orang Kanaan ada di sana di depanmu dan kamu akan tewas oleh pedang; dari sebab kamu berbalik membelakangi TUHAN, maka TUHAN tidak akan menyertai kamu." Meskipun demikian, mereka nekat naik ke puncak gunung itu, tetapi tanut perjanjian TUHAN dan Musa juga tidaklah meninggalkan tempat perkemahan. Lalu turunlah orang Amalek dan orang Kanaan yang mendiami pegunungan itu dan menyerang mereka; kemudian orang-orang itu menceraiberaikan mereka sampai ke Horma." (Bilangan 14:39-45)
Kompasianer yang terkasih, kata siapa bangsa Israel tidak bisa kalah dari bangsa-bangsa lain yang tidak mengenal TUHAN? Meskipun status Israel adalah umat perjanjian, tetapi ketika mereka maju berperang hanya dengan modal nekat doang, ya ambyarlah mereka.
Demikian juga dengan kita umat Perjanjian Baru, jangan mengira dengan KTP beragama Kristen, memakai kalung salib, atribut dan simbol Kristen lainnya, maka kita pasti selalu berhasil dan tidak mungkin gagal. Untuk itu, mari kita belajar dari kegagalan orang Israel di tangan orang Amalek dan orang Kanaan. Apa sajakah itu?
1. Tuhan ada, tapi dianggap tidak ada
Hal pertama, sepuluh dari dua belas pengintai Israel membesar-besarkan kekuatan musuh dan mengecilkan kekuatan umat Tuhan (Bil. 13:27-29, 31-33). Yang kedua, umat Israel memberontak dengan menyalahkan Tuhan dan menolak Musa sebagai pemimpin mereka (Bil. 14:1-4).
Yang ketiga, Tuhan murka dan menghukum umat Israel yaitu generasi pertama yang keluar dari Mesir dengan melihat tanda-tanda mujizat, bahwa mereka tidak akan masuk ke tanah Kanaan (Bil. 14:11-12, 20-38). Mereka tidak percaya, bahwa Tuhan ada di tengah-tengah mereka untuk menang dan memasuki tanah perjanjian.
2. Tuhan tidak ada, tapi dianggap ada
Hal pertama, umat Israel berkabung setelah mendengar murka dan penghukuman Tuhan dari Musa, tetapi bukan pertobatan yang sungguh-sungguh (Bil. 14:39). Kedua, umat Israel terlalu percaya diri dengan tekad untuk maju berperang berdasarkan janji Tuhan (Bil. 14:40).
Ketiga, Musa dengan tegas menyatakan tindakan mereka justru kembali melanggar titah Tuhan dan musa memperingatkan, bahwa mereka akan kalah jika maju berperang karena Tuhan tidak ada di tengah-tengah mereka (Bil. 14:41-43).
Keempat, umat Israel tetap nekat berperang tanpa tabut perjanjian Tuhan (yang melambangkan kehadiran Tuhan), dan tanpa Musa yang memang menolak aksi tersebut (Bil. 14:44). Kelima, aksi konyol itu mengakibatkan orang Amalek dan orang Kanaan turun dan mengalahkan serta menceraiberaikan orang Israel (Bil. 14:45). Orang Israel tidak percaya bahwa Tuhan tidak ada di tengah-tengah mereka.