Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Sukses dalam Karier, tapi Gagal Menjadi Orangtua (Pelajaran dari Eli, Samuel dan Daud)

25 Oktober 2022   21:15 Diperbarui: 25 Oktober 2022   23:02 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Eli adalah imam besar yang sukses mengawasi Samuel menjadi pelayan Tuhan sejak mudanya (1 Sam. 2:11). Sebetulnya, imam besar yang disandang Eli adalah jabatan seumur hidup dan berlaku secara turun temurun untuk selamanya, namun akhirnya dibatalkan oleh Tuhan karena Eli gagal mendidik kedua puteranya yakni Hofni dan Pinehas, yang seharusnya menjadi penerus Eli.

Hofni dan Pinehas hanya ditegur tanpa diberi sanksi oleh bapanya ketika mereka berbuat dosa yaitu mereka mencuri persembahan umat untuk Tuhan dan berbuat cabul dengan perempuan-perempuan pelayan di depan Kemah Pertemuan atau tempat ibadah (1 Sam. 2:12-17, 22-25).

Akibatnya, Eli yang harus menanggung dosa anak-anaknya, ia kehilangan jabatan imam besar dan kedua puteranya itu mati terbunuh (1 Sam. 2: 27-36). Akibat yang terburuk gara-gara perbuatan jahat mereka ialah tabut Tuhan yang sakral dirampas oleh orang Filistin sehingga lenyaplah kemuliaan dari Israel (1 Samuel 4).

3. Nabi Samuel

Samuel adalah nabi sekaligus hakim Israel. Ia sangat disukai sejak mudanya (1 Sam. 2:26) dan sangat dihormati pada hari tuanya. Samuel sukses sebagai nabi yang melakukan perintah Tuhan, ia juga yang melantik Daud, raja terbesar Israel. Tetapi, Samuel gagal melatih anak-anaknya untuk melayani dengan integritas seperti dirinya (1 Sam. 8:1-3).

Akibat perbuatan Yoel dan Abia, kedua putera Samuel, yang korup sebagai hakim, maka orang Israel segera meminta Samuel untuk mengangkat seorang raja bagi mereka (1 Sam. 8:4-5). Samuel kesal dengan permintaan rakyat, tetapi kelalaiannya dalam mendidik anak-anaknya itulah yang menyebabkan dipercepatnya pengangkatan seorang raja yang seharusnya belum waktunya.

Pelajarannya dari pembahasan ini adalah Kompasianer sebagai orang tua pasti menginginkan anak-anaknya mendapatkan yang terbaik dalam hidup. Untuk itulah orang tua bekerja keras demi memenuhi impian tersebut. Adalah baik mendapatkan kesuksesan dalam karier dan bisnis, tetapi kesuksesan orang tua bukan hanya memenuhi kebutuhan materi bagi anak-anaknya. Menjadi orangtua yang menunjukkan keteladanan dalam iman dan perbuatan, mencontohkan kasih dan integritas dalam keseharian kepada anak-anak, itulah yang dimaksud shema Israel yang diajarkan Tuhan.

Pemenuhan kebutuhan spiritual dan moral sangatlah penting selain kasih sayang dan perhatian akan kebutuhan jasmani anak-anak. Anak-anak harus dididik takut akan Tuhan dan menghormati orang tua sejak dini. Orang tua harus menjadi raja, imam, dan nabi bagi anak-anaknya agar mereka taat pada aturan, hidup kudus serta mengerti yang baik dan yang jahat. Anak-anak harus ditegur dan didisiplinkan saat mereka melakukan kesalahan, namun berilah penghargaan ketika mereka melakukan kebenaran.

Demikianlah pelajaran Alkitab pada hari ini, kiranya menjadi perenungan bagi kita bersama. Sampai jumpa lagi pada tulisan berikutnya, Tuhan Yesus memberkati Kompasianer sekalian. Haleluya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun