Ekskursi ke Pondok Pesantren Al Mizan Jatiwangi adalah perjalanan yang tidak hanya memperluas wawasan kami tentang kehidupan beragama, tetapi juga memperkuat pemahaman kami akan makna hidup berdampingan dalam keberagaman. Dengan mengusung semangat "Embrace, Share and Celebrate Our Faith," kegiatan ini menjadi kesempatan berharga untuk merangkul perbedaan, berbagi nilai-nilai kemanusiaan, dan merayakan keragaman dengan hati terbuka.
Dari awal kedatangan, suasana di Al Mizan sudah terasa hangat dan penuh rasa persaudaraan. Para santri dan pengurus pesantren menyambut kami dengan senyuman dan sapaan yang ramah, membuat kami merasa diterima dan dihargai. Ini menjadi pengalaman pertama bagi kami untuk merasakan secara langsung kehidupan pesantren yang sering kami dengar namun jarang kami alami sendiri.Â
Sebagai siswa dari latar belakang Katolik, berbaur dengan komunitas Muslim dalam aktivitas sehari-hari adalah tantangan sekaligus kesempatan untuk belajar dengan hati terbuka, dikarenakan perbedaan dalam budaya dan kebiasaan.
Hari-hari di Al Mizan diisi dengan berbagai kegiatan yang membuka mata dan memperluas pemahaman kami tentang nilai-nilai ajaran agama Islam. Salah satu momen yang paling berkesan adalah ketika kami diajak untuk mengikuti pengajian bersama para santri. Kami duduk berdampingan, mendengarkan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang dilantunkan dengan penuh kekhusyukan.Â
Meski banyak dari kami tidak memahami bahasa Arab, suasana tersebut tetap mampu menyentuh hati. Kami diajari dasar dalam mengaji dan latar belakang dari agama Islam. Pengalaman ini mengingatkan kami bahwa spiritualitas bisa dirasakan, meskipun berasal dari latar belakang keimanan yang berbeda.
Kegiatan selanjutnya yang mempererat kebersamaan adalah diskusi lintas agama bersama KH Maman Imanul Haq. Kami diajak berbicara terbuka tentang nilai-nilai keagamaan, moralitas, dan pandangan hidup dari perspektif agama masing-masing.Â
Dalam suasana yang penuh keterbukaan, kami saling bertukar cerita dan pandangan, menyadari bahwa di balik perbedaan keyakinan, ada landasan universal yang menyatukan kita: keinginan untuk menciptakan perdamaian, menjalankan kebaikan, dan saling menghormati. Dari diskusi ini, kami belajar bahwa toleransi bukan hanya tentang menerima kehadiran orang lain, tetapi tentang merangkul mereka dengan pengertian dan rasa hormat yang tulus.
Kami juga diajak untuk turut serta dalam aktivitas belajar bersama. Bagi kami yang terbiasa dengan kelas ber-AC, kali ini kami belajar bersama para siswa dan siswi SMA Al Mizan. Disini kami dapat saling berbagi ilmu dan memberitahu perbedaan dalam materi yang kami pelajari. Pengalaman ini sungguh sangat menarik dan membuka pandangan kami menjadi lebih luas.Â
Kami menyadari adanya ketimpangan dalam kualitas pendidikan di Indonesia terutama di wilayah luar kota kota besar.Â
Kami bekerja sama dengan para santri dalam berbagai kegiatan sehari-hari, seperti membersihkan lingkungan, memasak, dan bermain olahraga. Dari interaksi ini, kami memahami bahwa hidup bersama bukan hanya tentang toleransi pasif, melainkan kerja sama aktif yang memperkuat hubungan antarmanusia. Di tengah canda tawa dan kerja bersama, tumbuh rasa persahabatan yang melampaui sekat agama.
Malam terakhir di Al Mizan menjadi puncak perjalanan kami. Para santri dan peserta dari Kolese Kanisius berkumpul untuk acara kebersamaan. Dalam suasana penuh kehangatan, kami berbagi cerita dan kesan tentang pengalaman yang telah dilalui.Â