Bayi yang terkena eritroblastosis fetalis kemungkinan terlihat pucat, membengkak pada bagian tertentu, dan/atau memiliki penyakit kuning setelah dilahirkan. Selain itu, bayi juga bisa saja memiliki peradangan pada hati atau limpa, dimana hati atau limpa akan terlihat lebih besar daripada seharusnya, atau anemia yang diketahui lewat tes darah.
Gejala lain adalah terjadi peradangan di bawah permukaan kulit yang disebut edema, atau bayi terkena hidrops fetalis. Hidrops fetalis adalah masuknya cairan ke dalam ruang pada jaringan tubuh, umumnya pada area perut, paru-paru, dan jantung. Hidrops fetalis bisa menjadi fatal karena cairan tersebut akan menekan jantung dan mengganggu jantung dalam memompa darah.
Dari penjelasan diatas, saya menarik kesimpulan bahwa eritroblastosis fetalis tidak bisa disembuhkan, dimana eritroblastosis fetalis merupakan kelainan pada darah janin yang sangat mengancam nyawa janin tersebut. Penyebabnya adalah perbedaan rhesus atau perbedaan golongan darah antara ibu dengan janin. Namun, eritroblastosis fetalis bisa ditangani, antara lain dengan penyuntikan RhoGAM kepada ibu, transfusi darah terhadap janin, dan dengan persalinan dini.
Perbedaan rhesus dan golongan darah sangat penting, maka sebaiknya kita mengetahui rhesus yang kita miliki, apakah itu rhesus positif atau negatif, dan golongan darah kita, apakah kita memiliki golongan darah A, B, O, atau AB, karena hal tersebut berguna bagi masa depan kita.
Demikian pembahasan saya mengenai eritroblastosis fetalis. Diharapkan informasi yang ada di dalam esai ini bisa bermanfaat bagi kita semua, dan mohon maaf apabila ada kesalahan kata. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H