Mohon tunggu...
Ragu Theodolfi
Ragu Theodolfi Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat seni, pencinta keindahan

Happiness never decreases by being shared

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

NTT Bertenun, Parade Menuju Dunia

20 Desember 2024   05:10 Diperbarui: 20 Desember 2024   18:03 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memperingati hari ulangtahun Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ke 66, yang jatuh pada tanggal 20 Desember 2024, Pemerintah Provinsi mengadakan Parade Tenunan NTT. 

Parade yang diberi tajuk "Parade Exotic Tenun NTT, NTT Bertenun" merupakan rangkaian kegiatan peringatan HUT NTT, Hari Ibu, dan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN).

Bukan sekadar perayaan, tetapi parade yang dilakukan sebagai ajang untuk memperkenalkan keindahan tenunan NTT pada dunia luar. 

Melibatkan dua puluhan ribu peserta yang diikuti oleh organisasi perangkat daerah, instansi vertikal tingkat provinsi dan kabupaten/kota, hingga masyarakat umum, kegiatan ini diharapkan menjadi ajang untuk melestarikan dan bagian dari promosi kain tenun.

Tenunan cantik dari kabupaten di NTT (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Tenunan cantik dari kabupaten di NTT (Foto: Dokumentasi Pribadi)

737 motif, ragam teknik dan sejuta cerita

Kisah tentang alam NTT yang indah, budayanya yang sarat makna, telah sampai ke benua lain. Seni menenun, sebagai salah satu warisan budaya yang menjadi identitas masyarakat NTT pun, tak luput dari perhatian. 

Bagi masyarakat NTT, kain tenun lebih dari sekadar produk kerajinan tangan. Di atas selembar tenunan, ada kisah dan filosofi tertentu yang tertuang di sana. 

Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) NTT menyebutkan terdapat 737 motif yang khas dan tersebar di seluruh wilayah NTT. Setiap motif memiliki cerita dan filosofi yang unik, dan mencerminkan keragaman adat dan budaya dari tiap suku di NTT serta relasi manusia dengan lingkungannya. 

Kain-kain ini dibuat dengan berbagai teknik tradisional seperti teknik ikat, di mana benang diwarnai sebelum diikat; Buna, yang menonjolkan teknik bordir unik; dan lotis, sotis atau songket, yaitu perpaduan seni tenun dan rajut.

Kain tenun dan tantangan yang dihadapi

Kain tenun NTT menjadi motor penggerak lokal bagi penenun, khususnya perempuan di desa. Lebih kurang dua pertiga dari jumlah 3353 desa di NTT masih memiliki budaya menenun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun